|
Perempuan Kerja Kantoran |
Setiap
hari mungkin wanita tak pernah meleset melakukan ritual kecantikan di
rumah, menggunakan pelembab yang dilengkapi SPF di pagi hari dan
membersihkan wajah plus mengaplikasikan krim malam ketika hendak tidur.
Juga tak pernah lupa berolahraga agar
fisik selalu bugar. Dengan begitu, para wanita akan tampil prima saat
bekerja. Semua itu sudah oke. Masalahnya, masih ada kebiasaan-kebiasaan
kecil yang seringkali terlewat tapi berpotensi besar merusak penampilan
saat kerja. Lihat masalahnya dan temukan solusinya berikut ini.
1. Terlalu Lama Terpapar AC
Rasanya, kini hampir tak mungkin gedung
perkantoran tidak menggunakan AC. Artinya, area kerja kita hampir bisa
dijamin full AC. Umumnya, gedung perkantoran menggunakan jenis AC
sentral alias pengaturan suhunya terpusat. Dengan demikian, sulit bagi
kita untuk mengendalikan temperatur atau kadar kelembabannya. Padahal,
terlalu lama terpapar AC berpotensi membuat kulit kering. Meminta AC
dimatikan? Wah bisa-bisa, didemo karyawan lain.
Penggunaan AC membuat kadar kelembaban
di dalam ruangan rendah. Kadar kelembaban yang rendah ini mengakibatkan
kulit kehilangan air dan minyak. Akibat selanjutnya mudah ditebak, yaitu
kulit menjadi kering. Kulit yang kering memiliki kadar kelenjar minyak
yang rendah dan membuatnya menjadi lebih sensitif, sehingga mudah
mengelupas dan merekah.
Solusi :
Paling mudah dan cepat adalah
sering-sering mengaplikasikan pelembab badan. Langkah ini bermanfaat
mencegah kadar air yang hilang dan membuat kulit lembut kembali. Ada
beberapa jenis pelembab, yaitu krim dan lotion. Tingkat perlindungan
krim memang lebih tinggi daripada lotion. Kita perlu rajin-rajin
mengoleskan lotion untuk mengurangi kekeringan di kulit.
Jangan lupakan perlindungan dari dalam.
Sudah tahu kulit bakalan menjadi kering karena AC, ya banyak-banyaklah
mengonsumsi air putih. Ini membantu agar kulit tetap terjaga
kelembabannya.
Di sisi lain, sebaiknya hindari konsumsi
minuman berkafein. Kandungan ini memiliki efek diuretik (ingin buang
air kecil), sehingga membuat tubuh dan sel-sel kulit kehilangan cairan
dan mineral penting. Perhatikan pula pola makan Anda. Perbanyak porsi
sayuran dan buah serta seimbangkan asupan protein dan lemak takjenuh,
untuk melindungi kulit Anda.
2. Salah Postur Tubuh
Meski Anda pekerja kantoran yang bekerja
di belakang meja, tidak berarti 100% terbebas dari risiko pekerjaan
fisik lho. Nyeri punggung dan sakit pinggang juga mengancam pekerja
kantoran.
Duduk atau berdiri dalam waktu lama
dapat menyebabkan nyeri punggung dan pinggang. Hal ini sering dialami
oleh pekerja kantoran yang harus duduk dari pagi hingga sore untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Bila gangguan ini berat maka dapat
menyebabkan nyeri hebat akibat penjepitan pada syaraf yang ada di tulang
belakang.
Solusi:
Sebelum nyeri keburu datang atau
bertambah parah, ayo kita cegah. Posisi duduk terbaik saat di meja kerja
adalah posisi punggung dan leher sebisanya berada pada satu garis
lurus, tidak membungkuk, dan tidak berlendot malas.
Gunakan kursi dengan penyangga punggung
yang pas. Saat mengangkat barang, jangan dilakukan sambil membungkuk.
Lebih baik berjongkok atau rendahkan posisi tubuh hingga kurang lebih
sejajar dengan barang tersebut, baru diangkat.
Kalau harus berdiri atau duduk dalam
waktu lama, usahakan posisi tubuh kita tegap. Hal ini membantu berat
badan terdistribusi secara merata sehingga tidak akan memberi tekanan
berlebihan pada salah satu bagian tubuh.
3. Stress Berkepanjangan
Stres membuat kulit mudah bermasalah.
Saat sedang stres, kadar homon kortisol (yang sering disebut hormon
stres) meningkat. Hal ini membuat produksi minyak dalam kulit ikut
meningkat, lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, kulit menjadi lebih
berminyak dan mudah timbul masalah kulit. Nah, ketika pembuangan minyak
berjalan tidak sempurna dan menyumbat pori-pori, saat itulah jerawat
muncul.
Stres juga dapat berdampak ke rambut.
Dalam kondisi stres, rambut masuk ke dalam fase kerontokan yang disebut
telogen. Telogen effluvium, adalah masalah kerontokan rambut yang muncul
tiga bulan setelah seseorang mengalami stres berat, entah fisik atau
emosional. Masalah ini sebenarnya sangat umum terjadi. Biasanya, rambut
akan tumbuh dengan sendirinya dalam waktu enam hingga sembilan bulan.
Solusi:
Jangan tambah stres saat mendapati wajah
kita tiba-tiba penuh kilap atau jerawat bermunculan. Kalau ingin kulit
dan rambut tetap terlihat sehat dan cantik dalam situasi kerja seperti
apa pun, kita harus mampu mengendalikan stres. Berolahragalah.
Bisa juga dengan meditasi, latihan
pernapasan, dan jangan kurangtidur. Prakteknya mungkin sulit. Apalagi
bila sedang banyak proyek yang membuat kita harus lembur berhari-hari.
Tapi coba usahakan.
Tidur cukup dapat menyeimbangkan kadar
hormon kortisol. Bila jerawat keburu keluar, cari produk yang dapat
membantu mengatasinya. Ada jerawat artinya ada peradangan. Disarankan
untuk memilih produk yang mengandung asam salisilat, timun, chamomile,
atau zat besi yang berfungsi sebagai anti-peradangan.
4. Sering Bersepatu Hak Tinggi
Apakah kita sudah seperti Carrie
Bradshaw di Sex and The City yang menganggap ‘high heels is my passion?’
Memang sih, sepatu hak tinggi bisa seketika menyulap penampilan kita
menjadi keren atau terkesan profesional. Namun di sisi lain, sepatu hak
tinggi adalah faktor terbesar penyebab masalah kaki pada wanita.
Kaki yang dipaksa muat pada bagian depan
sepatu hak tinggi yang biasanya sempit (atau runcing), membuatnya
menjadi tertekuk dalam posisi yang tidak alami. Ini yang disebut
hammertoe yaitu jari kaki menekuk dan menekan bagian dalam sepatu.
Sakit? Pastinya.
Memakai sepatu hak tinggi terus menerus
berarti mengurangi waktu pertemuan antara tulang tumit dan tanah. Hal
ini membuat tendon Achilles (penghubung antara otot betis dan tulang
tumit) tidak dapat meregang dengan baik, sampai pada titik saat kita tak
lagi nyaman mengenakan sepatu hak datar.
Sepatu hak tinggi juga membuat
distribusi berat badan tidak merata karena tumpuan dibebankan ke bagian
depan kaki. Timbul tekanan dan nyeri. Kondisi macam ini 10 kali lebih
umum terjadi pada wanita daripada pria. Nah lho!
Sepatu hak tinggi yang lebar memang
lebih nyaman daripada stiletto (hak runcing). Sehingga rasanya oke saja
dipakai sepanjang hari. Padahal, sepatu jenis ini lebih besar berpotensi
meningkatkan risiko osteoarthritis di lutut. Ini karena, apapun jenis
hak tinggi kita, semuanya memberikan tekanan yang tidak normal pada
lutut.
Solusi:
Menurut studi tersebut, paling baik
adalah sepatu hak rendah sekitar 2-4 cm dengan bagian depan persegi atau
minimal tidak runcing.
Disarankan untuk mengenakan sepatu hak
tinggi hanya pada acara khusus. Misalnya saat hendak presentasi atau
pesta di malam hari. Di acara keluarga, cukup kenakan sepatu hak rendah.
Kalaupun kita dituntut untuk
mengenakannya sepanjang hari, coba curi-curi waktu sejenak untuk
mengistirahatkan kaki, seperti ketika kita berada di belakang meja dan
kaki tersembunyi dari pandangan orang lain. Sepatu hak tinggi memang
mampu mempercantik penampilan. Tapi kalau akibatnya membuat kaki merana
dan memperburuk kesehatan, ya tak mau kan?
5. Gara-gara Komputer
Hari gini, siapa sih karyawan kantor
yang tidak bekerja pakai komputer? Penggunaan komputer atau mouse secara
rutin ternyata memicu carpal tunnel syndrome (CTS). CTS adalah kondisi
yang disebabkan adanya tekanan pada suatu jenis saraf di pergelangan
tangan.
Gejala yang dialami dapat meningkat
secara bertahap. Pertama dimulai dengan adanya rasa nyeri, lemah, atau
mati rasa. Bisa di jari, telapak, pergelangan tangan, dan lengan.
Setelah itu, dapat meningkat dengan berkurangnya daya genggam. Hal ini
mengakibatkan Anda mengalami kesulitan melakuan aktivitas tangan yang
sebetulnya sederhana, dari mengepal hingga memegang obyek kecil.
Bila menimpa ibu jari, yang terkena
terutama ibu jari, telunjuk, dan jari tengah. Katanya, gejala akan lebih
terasa pada malam hari atau saat berada di ruang ber-AC. Mereka yang
sering menggunakan tangan dalam jangka waktu panjang, terutama dengan
gerakan yang mengulang, berisiko terkena keluhan ini. Pada pekerja
kantoran, ini bisa terjadi bila terlalu lama menggunakan keyboard atau
mouse dengan posisi yang salah.
Solusi:
Tak perlu khawatir, keluhan ini dapat
sembuh total asal cepat ditangani. Bila masih ringan, bisa ditangani
dengan obat pereda sakit atau fisioterapi. Namun, yang paling penting,
kita mesti memperbaiki posisi saat menggunakan komputer atau mouse.
Tangan, misalnya, harus diletakkan di
bagian tengah keyboard. Siku membentuk posisi 90 derajat, demikian pula
lutut. Siku dan lutut harus sejajar dengan lantai. Paling baik, cari
kursi yang memiliki penyangga tangan.
Kalau merasa sudah terlalu lama bekerja
dengan komputer atau mouse, istirahatlah sembari lakukan peregangan. Ini
membantu otot pergelangan tangan tetap relaks.
[Source : http://omrandi.blogspot.com]