Share Info

25 June 2014

Jangan Ucapkan Kata Terlarang Ini di Kantor!

Bisa diterima menjadi karyawan di perusahaan dan terpilih dari sekian banyak pelamar kerja lainnya tentu merupakan prestasi tersendiri. Lalu, apa yang harus dilakukan setelah Anda resmi menjadi bagian dari perusahaan? Bekerja sesuai target dari kantor mungkin tak cukup. Anda juga harus menjaga perilaku dan ucapan supaya terhindar dari masalah dan membuat Anda dipecat . Untuk itu, hindari mengucapkan kata-kata terlarang ini di kantor .
 
Jangan ucapkan kata-kata ini dikantor

"Ini tidak adil"
Keadilan adalah segala-galanya. Namun, tak semua situasi sehari-hari di kantor bisa berjalan adil seperti yang Anda mau. Bila ada hal yang Anda rasa tak adil, jangan langsung bertindak vokal dan melaporkan kepada atasan. Lebih baik Anda lakukan analisis, di mana letak ketidakadilan perusahaan lalu pikirkan cara terbaik menyampaikannya. Persiapkan juga argumen yang akan Anda kemukakan karena kebanyakan perusahaan lebih mementingkan reputasi, nama baik, dan citra perusahaan ketimbang keadilan.

"Akan saya coba"
Banyak orang beranggapan bahwa kata "coba" mengandung makna yang lebih sopan untuk merespon tanggung jawab baru. Nyatanya, kata "coba" justru mengindikasikan kurangnya rasa percaya akan kemampuan Anda sendiri. Bila Anda merespon dengan kalimat, "akan saya coba," untuk setiap permintaan atasan, Anda seakan memberi ruang pada kemungkinan adanya kegagalan. Saran dari website Adviceguide , lakukan saja perintah atasan dengan maksimal kemudian minta maaf bila Anda tidak berhasil melakukannya.

"Terserah"
Menjawab atasan dengan kata "terserah" merupakan penghinaan. Pada dasarnya, kata "terserah" mencerminkan kejengkelan kepada lawan bicara saat diucapkan. "Terserah" dalam tingkat retoris juga bisa berarti merendahkan atasan dan pihak lain. Lebih baik Anda berikan jawaban tegas seperti "iya" atau "tidak" untuk memberi kesan teguh pendirian.

"Lihat nanti saja, ya!"
Kalimat ini mengindikasikan penundaan keputusan tanpa batasan waktu yang jelas. Selain itu, kalimat di atas juga kerap digunakan sebagai kalimat pengganti rasa penyesalan akan keputusan yang telah dibuat namun tidak disepakati bersama.

"Tidak bisa" atau "Tak mungkin" atau "Mustahil"
Kalimat senada sangat tidak pantas diucapkan dalam lingkungan kerja. Seluruh kalimat tersebut bernada keputusasaan dan memberi kesan Anda sudah kehabisan ide untuk berpikir dan tak berusaha mencari solusi lain.

[Source : http://www.tabloidnova.com]

Jika Ingin Langgeng, Suami Istri Harus Rajin Saling Berpegangan Tangan

Berpegangan tangan
Percayakah Anda bahwa terkadang ada beberapa hal yang dianggap sepele bisa membuat perbedaan besar terhadap kualitas hubungan Anda dan suami. Apa sajakah itu? Berikut adalah delapan kiat yang dirangkai oleh seorang psikolog, Dr Mark Goulston, agar gelora rumahtangga terus  bergairah hingga waktu memisahkan.

1. Tidurlah pada waktu yang sama setiap malamIngat awal hubungan Anda, ketika Anda tidak bisa menunggu untuk pergi ke tempat tidur dengan satu sama lain untuk bercinta? Dengan pergi tidur pada waktu yang bersamaan, bahkan jika salah satu pasangan bangun kemudian untuk melakukan hal-hal lain, sementara pasangan mereka tidur, kecuali satu atau keduanya benar-benar lelah.

2. Habiskan waktu bersama-samaUsai pesta pernikahan, tantangan lain yang dihadapi oleh pasangan pengantin baru adalah beradaptasi pada kelebihan dan kekurangan pasangan yang baru terkuak setelah tinggal satu atap. Nah, untuk meredam perbedaan, sediakanlah waktu berdua untuk beraktivitas bersama. Namun, kunci utama dalam menjaga kelanggengan rumahtangga lainnya adalah kebebasan melakukan hobi masing-masing.

3. Berpegangan tanganSalah satu “sinyal” yang merefleksikan pasangan suami istri berbahagia atau tidak adalah cara mereka berjalan berdua. Pasangan yang saling menyayangi satu sama lain, umumnya selalu berpegangan tangan, atau setidaknya berjalan berdampingan.

4. Membangun kepercayaan dan menerima kekurangan pasangan                              Jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat, pasangan yang berbahagia tak mengulur waktu untuk membiarkan kondisi jadi semakin panas dan sarat argumen. Sebaliknya, mereka lekas saling memaafkan dan memiliki rasa percaya yang tinggi.

5. Jangan mencari kekurangan pasangan Salah satu hal yang paling mudah dilakukan adalah mencari kesalahan dan kekurangan seseorang. Jika Anda ingin memiliki rumahtangga yang harmonis, hadapi kekurangan dan kelebihan pasangan dengan bijak. Saat komunikasi dengan suami sedang kurang baik, jangan terburu-buru curhat dengan keluarga atau sahabat wanita Anda.

Ingat, jangan pernah mengumbar-umbar kekurangan suami pada orang lain. Percayalah, bukan suami Anda yang akan dianggap buruk, tapi Anda bakal dicap dua kali lebih buruk dari kekurangan suami yang membuat jengkel tersebut.

6. Biasakan untuk saling berpelukan  
Tahukah Anda bahwa kulit manusia memiliki “daya ingat” terhadap segala sentuhan, mulai dari sentuhan baik hingga sentuhan buruk. Maka dari itu, biasakan diri untuk sering memeluk pasangan dengan kasih sayang, agar kulit Anda dan pasangan mengingat bahwa sentuhan yang tercipta merupakan refleksi rasa cinta yang abadi.

7. Biasakan untuk mengatakan "I love you" dan  jangan pelit pujianJangan berat mengutarakan kasih sayang Anda pada pasangan, baik lewat pujian atau kata-kata manis dan romantis. Selain itu, mencium kening suami, juga merupakan salah satu cara yang baik untuk dapat memulai hari, agar Anda dan suami bekerja lebih semangat dan menjaga mood baik dalam menjalani rutinitas harian, yang terkadang bisa begitu menjenuhkan.

8. Banggalah pada pasangan Mengucapkan selamat atas pencapaiannya di kantor, atau memberikan kejutan pada pasangan, diklaim sama ampuhnya dengan menjaga kontak fisik seperti berpelukan atau bergandengan tangan.

[Source : aplus.com]

Sikap Buruk Pria Tak Percaya Diri


Setiap perempuan tentu menginginkan hubungan yang bahagia dengan pria yang tepat. Tapi, bagaimana jika kita terjebak dengan pria yang salah?

Ada beberapa hal yang membuat seorang pria merasa insecure, atau merasa tidak aman dengan dirinya. Salah satunya adalah rasa kurang percaya diri.  Bisa jadi, ia merasa kita lebih sukses darinya atau kita terlalu cantik untuknya. Masalahnya, rasa insecure  ini cenderung membuat si dia memiliki tujuh sikap buruk ini:

1. Posesif
Kadar cemburunya sangat tinggi. Setiap malam ia akan selalu mengecek agenda kita untuk esok hari. Setiap jam ia akan menelepon dan menanyakan kita berada di mana. Kalau sampai kita pergi  di luar sepengetahuannya, si dia pun langsung ngambek. Bukan hanya itu, ia juga menuntut harus tahu semua password setiap akun kita, mulai dari email hingga media sosial. Setiap ada pesan dari pria lain, ia akan dengan sigap menginterogasi kita. Bahkan yang lebih parah, ia akan menuduh kita berselingkuh.

2. Egois
Si dia hanya melihat setiap hal dari sudut pandangnya dan tidak dapat melihat dari sudut pandang orang lain. Ia juga hanya memikirkan kepentingan pribadinya. Tidak mudah untuk berdiskusi dengannya, karena ia akan berusaha keras agar kita menuruti pendapatnya. Misalnya saja, setiap kencan selalu ia yang menentukan tempat tanpa pernah bertanya pada kita. Karena menurutnya pendapatnyalah yang paling tepat.

3. Anda hanya miliknya
Kita selalu dilarang pergi dengan teman-teman, termasuk dengan sahabat terdekat. Bawaannya selalu curiga, bahkan saat sedang meeting  untuk urusan kantor. Semenjak menjadi kekasihnya, seluruh hidup kita seakan hanya didedikasikan untuk pasangan. Jangan heran, jika lama-kelamaan, teman-teman mulai menjauh dan menghilang. Kalau sudah begini, kita akan merasa sendirian, terasing, dan terisolasi dari pergaulan.  Efek yang lebih buruknya, karena merasa sendirian, kita akan mulai bergantung pada si dia dan sulit melepaskannya.

4. Cuek dan tak peduli
Hubungan kita dan si dia seperti bukan sepasang kekasih, karena ia tak suka pergi bersama ke tempat-tempat keramaian. Bahkan, ia enggan turut hadir bersama kita dalam acara keluarga atau acara penting lainnya, seperti pernikahan sahabat. Tak seperti pria kebanyakan yang akan dengan senang hati untuk berbaur dengan orang-orang terdekat kita. Tak heran kalau kita sering merasa seperti perempuan lajang tanpa pacar.

5. Selalu merendahkan
Pria ini selalu merasa dirinya paling hebat. Di matanya, apa pun yang kita lakukan selalu salah. Ia tak pernah mengucapkan kalimat-kalimat positif untuk kita, tapi justru tak segan mengeluarkan kata-kata kasar yang merendahkan. Curhat dengannya, bukannya melegakan hati dan mendapat saran yang membangun semangat, tapi malah membuat kita hilang motivasi.

6. Kasar
Hati-hati lho, kasar tak hanya diungkapkan secara fisik tapi juga bisa dilakukan secara mental. Biasanya pria tipe ini sangat moody, satu hal kecil bisa menyulut emosinya dan kemudian ia akan menyalahkan kita sebagai penyebabnya. Ia akan merasa puas saat melihat kita terpojok dan tertekan. Karena dengan begitu, ia merasa berkuasa. Efek terburuknya, hal ini tentu bisa mengganggu psikologis kita. Bukan tak mungkin kita akan merasa tak berarti hingga depresi.

7. Selingkuh
Kejujuran dan kesetiaan adalah faktor penting dalam sebuah hubungan. Jika si dia berselingkuh, itu berarti ia tak lagi menghargai perasaan kita. Biasanya saat ketahuan, ia akan memohon maaf dan minta diberi kesempatan. Tapi, umumnya kejadian ini akan terus berulang. Karena ia merasa tak aman dengan  hubungannya bersama kita, maka ia berusaha menunjukkan bahwa ia mampu menyakiti kita.


[Source : tabloid nova]

Lebih Mudah Orgasme, Suami Perlu Melayani

Ilustraso
Kepuasan seksual menjadi salah satu ukuran kebahagiaan pasangan suami istri (pasutri). Namun, banyak pasangan minim pengetahuan tentang seks. Umumnya, pasutri hanya memandang seks sekadar kebutuhan lelaki yang harus dipenuhi istri. Padahal semestinya suami yang perlu bertindak sebagai pelayan dalam hubungan seksual.

Menurut spesialis andrologi, Wimpie Pangkahila, banyak akibat yang ditimbulkan dari minimnya pengetahuan dan kurangnya keterbukaan seputar hubungan seksual ini. Pasutri, atau salah satunya, tidak merasa bahagia dan terpuaskan, terutama wanita yang lebih sulit mengalami orgasme dibandingkan pria. Dampaknya bukan sekadar persoalan kehidupan seks, tetapi juga kepada kualitas hubungan dan kehidupan rumah tangga.

Wimpie, yang juga Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia menjelaskan, kesulitan wanita untuk orgasme disebabkan berbagai hal. Namun, yang lebih penting untuk diketahui adalah pasutri memahami bahwa wanita bukan pelayan seks. Artinya, seks dalam hubungan suami-istri bukan sekadar pemenuhan kebutuhan biologis pria tanpa memerhatikan kebutuhan wanitanya.

"Bila perlu, pria yang dijadikan pelayan karena lebih sulit membuat wanita orgasme. Pria lebih mudah orgasme karena bentuk penis menonjol dan mudah terangsang, sedangkan kelamin wanita sulit dicapai. Karena itu, posisi dalam hubungan seks bagi wanita penting," ungkapnya, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Wimpie, pria perlu menemukan bagian peka rangsangan pada perempuan. Selain mengatur posisi yang mampu memberikan rangsangan dan kepuasan seksual perempuan, kekerasan ereksi pada pria juga turut memengaruhi kepuasan seksual perempuan.

"Wanita bisa multiple orgasme asal pria bisa mengatur ereksi dan tidak cepat ejakulasi," tambahnya.

Selain rangsangan, posisi, dan ereksi, hubungan seks pasutri juga bergantung pada emosi yang terbangun. Komunikasi yang terbuka menjadi kuncinya. Edukasi seks menjadi solusi paling dini. Pasutri perlu lebih terbuka memahami berbagai masalah seputar seksual.

Pola pikir juga memengaruhi karena dengan pemahaman seks yang baik, pria tak sekadar minta dilayani (secara seksual) dari istrinya, namun juga memberikan kebahagiaan kepada istri, dengan lebih terbuka mengenal kebutuhan seksual wanita.

18 June 2014

Bersyukurlah dengan Pekerjaan yang di Miliki

Selama masih bekerja untuk orang lain, maka dipastikan Anda tidak akan menemukan kesempurnaan dalam setapak karier yang Anda jalani. Kendala dan hambatan adalah dua hal lumrah dalam ranah karier yang kompetitif. 

Hal utama yang harus Anda ingat, karier Anda adalah tanggung jawab pribadi. Jangan menyalahkan orang lain atas masalah dan konflik yang Anda hadapi, baik di depan wajah maupun yang muncul di belakang punggung Anda. Sebab, bagaimanapun,  sebenarnya Anda selalu memiliki pilihan untuk resign dan mencari peluang baru di perusahaan lain. Nah, bila itu bukan yang Anda inginkan, maka Anda harus bisa menciptakan suasana kerja yang membahagiakan.

Intropeksi diri 
Anda selalu merasa lebih baik dari rekan kerja lainnya? Benarkah demikian? Jika ya, selamat! Berarti Anda adalah satu-satunya manusia di dunia yang terlahir sempurna. Apakah itu sesuai realita? Dengarkan dan jangan abaikan jawaban hati nurani Anda sendiri.

Jika Anda bisa dengan mudah menilai kinerja orang lain tidak berkualitas, ini berarti sebenarnya kinerja Anda yang berada di bawah mereka. Sebab, perilaku mencari kesalahan orang lain, merupakan refleksi atas ketidakmampuan seseorang dalam bekerja.

Bangun sifat optimis 
Tidak ada persoalan, masalah, halangan, dan kendala di kehidupan ini yang bisa hilang seiring kedipan mata. Coba tulis dan rincikan konflik kerja yang Anda hadap hari ini,  lalu lihat kembali catatan tersebut esok hari.

Kabarnya, masalah hari ini akan terasa lebih ringan saat hari telah berganti. Mungkin setelah tidur malam yang cukup, pikiran jadi lebih jernih dalam mencari solusi dan jalan keluar yang tepat.

Makan siang di luar kantor 
Rencanakan acara makan siang di luar kantor dengan sahabat, pasangan, atau suami. Sejenak menghirup udara di luar gedung kantor bisa membuat pikiran terbuka untuk “merangsang” ide-ide baru yang kreatif,  yang tentu saja bermanfaat untuk kemajuan karier Anda.

Lingkungan kerja mengikuti cara berpikir Anda 
Suasana kantor yang akrab dan hangat dapat memompa semangat kerja. Jangan terbiasa menyendiri, cara ini bisa memicu pikiran untuk berasumsi negatif bahwa rekan kerja sengaja mengucilkan Anda. Padahal realitanya, sama sekali berbeda.

Alunan musik untuk rileksasi 
Bekerja tanpa istirahat berkualitas, bisa membuat orang mudah emosi, tertekan, dan sulit berkonsentrasi. Jangan biarkan diri Anda terus menerus bekerja, baik secara fisik maupun dalam pikiran. Luangkan waktu sekitar 15 menit, untuk mendengarkan musik tanpa dibarengi dengan bekerja. Sebab, mendengarkan musik favorit bisa mendongkrak suasana hati yang baik.

Bersyukur 
Membanting telepon, mendorong laci kabinet dengan paksa, atau bahkan menggebrak meja, mungkin bisa membantu Anda meluapkan emosi. Namun, apa pandangan orang lain melihat perilaku tersebut? Mereka akan menganggap Anda tidak dewasa, emosional, dan tidak mengerti etika bersosialisasi.
Mungkin Anda kurang peka dengan realita yang hadir di luar lingkungan Anda, bahwa begitu banyak pengangguran yang memiliki kemampuan sama dengan Anda, dan bersedia menggantikan posisi Anda kapan saja Anda bersedia. Jadi bersyukurlah dengan pekerjaan yang Anda miliki, karena kesempatan baik jarang  datang dua kali.

[Source : :The Times of India]

13 June 2014

Keharusan Revolusi Mental


by : Yudi Latif
Ilustrasi

”Merdekakan dirimu dari perbudakan mental,” seru penyanyi reggae legendaris Bob Marley. Kolonialisme dan otoritarianisme boleh berlalu, tetapi perbudakan dan penindasan tidak dengan sendirinya berakhir.

Warisan terburuk dari kolonialisme dan otoritarianisme tidaklah terletak pada besaran kekayaan yang dirampas, penderitaan yang ditimbulkan, dan nyawa yang melayang, tetapi pada pewarisan nilai-nilai koruptif, penindasan, dan perbudakan yang tertanam dalam mental bangsa. Para pendiri bangsa menyadari benar perjuangan kemerdekaan masih jauh dari tuntas.

Proklamasi kemerdekaan hanya jembatan emas untuk meraih kemerdekaan sejati. Sebagai jembatan emas, proklamasi kemerdekaan hanyalah titik keberangkatan untuk meraih cita-cita masyarakat adil dan makmur melalui serangkaian perjuangan secara persisten (istikamah). Pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956, Bung Karno menjelaskan tiga fase revolusi bangsa.

Dua fase telah dilalui secara berhasil dan satu fase lagi menghadang sebagai tantangan. Indonesia telah melewati taraf physical revolution (1945-1949) dan taraf survival (1950-1955). Lantas ia menandaskan, ”Sekarang kita berada pada taraf investment, yaitu taraf menanamkan modal-modal dalam arti yang seluas-luasnya: investment of human skill, material investment, dan mental investment.”

Dalam pandangannya, investasi keterampilan dan material amat penting. Namun, yang paling penting investasi mental. Investasi keterampilan dan material tak bisa jadi dasar persatuan dan kemakmuran bersama tanpa didasari investasi mental. Tanpa kekayaan mental, upaya-upaya pemupukan keterampilan dan material hanya akan melanggengkan perbudakan.

Dikatakannya, ”Lebih baik kita membuka hutan kita dan menggaruk tanah kita dengan jari sepuluh dan kuku kita ini daripada menjual serambut pun daripada kemerdekaan kita ini untuk dollar, untuk rubel.” Ditambahkan, ”Mental kita harus mengangkat diri kita di atas kekecilan jiwa yang membuat kita suka geger dan eker-ekeran mempertentangkan urusan tetek bengek yang tidak penting.”

Itulah sebabnya Bung Karno sangat menekankan program nation and character building. Dalam pandangannya, Indonesia adalah bangsa besar, tetapi sering kali memberi nilai terlalu rendah pada bangsanya alias bermental kecil, masih belum terbebas dari mentalitas kaum terjajah yang sering mengidap perasaan rendah diri (minderwaardigheidscomplex).

Bung Karno menyadari bahwa sebagai akibat penjajahan dan feodalisme selama ratusan tahun, terbentuklah karakter rakyat yang disebut ”abdikrat”, meminjam istilah Verhaar dalam bukunya Identitas Manusia. Akibatnya, terbentuklah mentalitas pecundang dengan penuh perasaan tak berdaya dan tidak memiliki kepercayaan diri (self-confidence). Memasuki alam kemerdekaan, Bung Karno menyerukan agar watak demikian harus dikikis habis. Rakyat harus berjiwa merdeka dan berani berkata ”ini dadaku, mana dadamu”, berani mandiri dan menghargai diri sendiri.

Hingga taraf tertentu, usaha nation and character building di masa Soekarno itu berhasil. Rakyat dari Sabang sampai Merauke mulai merasa terikat dalam suatu negara bangsa dan merasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kepercayaan diri bangsa ini juga meningkat berkat kepeloporan Indonesia dalam berbagai isu internasional. Rakyat berani menolak bantuan yang merendahkan bangsa sendiri dengan seruan, ”go to hell with your aid!”

Perbudakan mental
Pemerintah Orde Baru bangkit dengan kebijakan yang memprioritaskan investasi material (material investment). Kebijakan investasi manusia (human investment) lebih menekankan hal-hal yang bersifat kuantitatif dengan memprioritaskan pemacuan pendidikan dasar lewat apa yang dikenal sebagai ”sekolah inpres”.

Investasi mental memang diberikan, tetapi bersifat permukaan. Penataran Pancasila digalakkan, tetapi miskin kreativitas, terlalu menekankan dimensi kognitif (hafalan), serta kurang menyentuh aspek afektif dan dorongan untuk bertindak. Akibatnya, di balik gebyar fisik modernitas kehidupan bangsa, mental bangsa tetap terbelakang.

Orde Reformasi hadir sebagai kulminasi dari paradoks antara kemajuan material dan keterbelakangan mental dengan segala krisis yang menyertainya. Setelah 14 tahun Reformasi tak kunjung mendekati janji-janji kesejahteraan, keadilan, kepastian hukum, serta pemerintahan yang baik dan bersih, mestinya timbul fajar budi kesadaran baru.

Bahwa perbudakan mental merupakan pangkal terdalam yang membuat kekayaan bangsa ini terus dipersembahkan bagi seluas-luasnya kemakmuran asing dan bahwa mental yang terkorupsi (corrupted mind) adalah akar tunjang dari merajalelanya praktik korupsi. Penjelasan tentang hal ini diberikan oleh Plato. Menurut Plato, jiwa manusia terdiri dari tiga unsur: mental (mind), ambisi (spirit), dan selera kesenangan (appetite). Kebaikan hidup tercapai manakala mental yang sehat memimpin atas ambisi dan kesenangan.
Apa yang kita saksikan pada kehidupan bangsa saat ini adalah banjir bandang kesenangan dan ambisi.

Ledakan tuntutan selera dan gaya hidup bangsa ini menjadikannya salah satu pengimpor terbesar di dunia, mulai dari garam hingga barang mewah. Luapan ambisi kuasa membuat banyak orang meninggalkan tanggung jawab profesinya untuk merebut jabatan politik, bahkan menghalalkan segala cara termasuk kampanye hitam untuk meraih kekuasaan.

Dorongan selera pasar dan ambisi perseorangan itu juga sering harus dibayar mahal dengan mengorbankan kemandirian dan kedaulatan negara. Dalam situasi seperti itu, mental tak mampu menunjukkan kepemimpinannya, terpojok oleh warisan sejarah perbudakan mental serta cengkeraman selera dan ambisi. Sebuah politik tanpa kepemimpinan mental yang sehat tidak memiliki landasan perwujudan kebajikan kolektif. Perkembangan politik mengikuti logika terbalik: mempertahankan yang buruk dan membuang yang baik.

Untuk bisa bangkit dari keterpurukan, bangsa ini harus kembali ke trayek sejarah yang tercegat: melanjutkan revolusi mental. Inti dari revolusi ini adalah perubahan besar dalam struktur mental manusia Indonesia melalui proses nation and character building. Usaha pembangunan karakter ini harus mempertautkan antara proses penempaan pribadi yang berkarakter dan kolektivitas bangsa yang berkarakter. Bahwa kebaikan dan kekuatan karakter individual hanya bisa memperoleh kepenuhan manfaatnya jika terintegrasi ke dalam kebaikan dan kekuatan karakter bangsa secara kolektif.

Faktanya, negeri ini masih cukup memiliki pribadi-pribadi yang bermental karakter baik. Namun, sungguh defisit dalam kolektivitas yang berkarakter baik. Apa pun yang bersifat kolektif, mulai dari partai politik, parlemen, birokrasi, hingga ormas keagamaan, cenderung sakit. Pada titik ini Indonesia adalah bangsa yang belum selesai yang masih memerlukan penguatan kebersamaan dalam nilai, perilaku, cipta, rasa, dan karsa kolektif.

Karakter bukan saja menentukan eksistensi dan kemajuan seseorang, melainkan juga eksistensi dan kemajuan sekelompok orang seperti sebuah bangsa. Ibarat individu, pada hakikatnya setiap bangsa memiliki karakternya tersendiri yang tumbuh dari pengalaman bersama. Pengertian bangsa (nation) yang terkenal dari Otto Bauer: bangsa adalah satu persamaan, satu persatuan karakter, watak, yang persatuan karakter atau watak ini tumbuh, lahir, terjadi karena persatuan pengalaman.

Perhatian terhadap variabel budaya, terutama karakter, sebagai bagian yang menentukan bagi perkembangan ekonomi dan politik masyarakat-bangsa pernah mengalami musim seminya pada 1940-an dan 1950-an. Para pesohor pengkaji budaya periode ini, seperti Margareth Mead, Ruth Benedict, David McClelland, Gabriel Almond, Sidney Verba, Lucian Pye, dan Seymour Martin Lipset, memunculkan prasyarat nilai dan etos yang diperlukan untuk mengejar kemajuan bagi negara-negara yang terpuruk pasca Perang Dunia II. Namun, seiring gemuruh laju developmentalisme yang menekankan pembangunan material, pengkajian budaya mengalami musim kemarau pada 1960-an dan 1970-an.

Kegagalan pembangunan di sejumlah negara, setelah melewati pelbagai perubahan ekonomi dan politik, menghidupkan kembali minat dalam studi budaya sejak 1980-an. Pentingnya variabel mental-budaya bagi perkembangan ekonomi dan politik suatu bangsa dapat dilihat dari serangkaian hasil riset yang dilaporkan dalam karya Lawrence Horrison (1985), Robert Putnam (1993), dan Ronald Inglehart (2000). Alhasil, di tengah intensifikasi globalisasi, kesadaran akan pentingnya penguatan karakter bangsa sebagai tumpuan daya saing justru mengalami gelombang pasang.

Mandiri dan berdikari
Bagi bangsa Indonesia, basis nilai sebagai tumpuan karakter kolektif yang dapat menopang kemajuan peradaban bangsa itu tiada lain adalah Pancasila. Inti nilai Pancasila, bagaimana menumbuhkan semangat persatuan dalam keragaman dengan cara mengatasi mentalitas mementingkan diri sendiri (self-preservasion and self-centeredness), melalui penguatan mentalitas gotong royong berlandaskan semangat ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, permusyawaratan, dan keadilan sosial. Dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur sebagai tujuan akhir dari revolusi Indonesia, semangat gotong royong itu diarahkan untuk mengembangkan mentalitas-karakter bangsa yang berani berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Berdikari dan mandiri tak berarti harus menyendiri. Berdikari adalah sikap mental untuk berani menentukan pilihan sendiri yang dapat membebaskan ketergantungan ekonomi pada pihak-pihak asing. Berdikari tidak berarti anti asing, tidak pula mengurangi, malahan memperluas, kerja sama internasional berlandaskan semangat kesederajatan kemanusiaan yang saling menguntungkan. Jalan menuju kemandirian ekonomi ini bisa ditempuh setidaknya melalui penguatan semangat ekonomi kooperatif dan efektivitas peran negara dalam penguasaan kekayaan alam dan cabang-cabang produksi yang penting bagi kemakmuran rakyat; daya saing perekonomian dengan meningkatkan nilai tambah dari keunggulan potensi sumber daya yang dimiliki; kedaulatan pangan dan energi disertai pengutamaan pembelian produk dalam negeri.

Kedaulatan politik berdimensi eksternal dan internal. Kedaulatan ke luar adalah kesanggupan bangsa untuk menyejajarkan diri dengan bangsa lain dan bebas mengatur pertaliannya dengan bangsa-bangsa lain berlandaskan prinsip kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan. Dan untuk itu perlu penguatan mentalitas kosmopolitan. Kedaulatan ke dalam diarahkan untuk memberikan perlindungan dan pengawasan pada putra-putri negeri dengan memberikan jaminan hak dasar setiap warga dan keselamatan wilayah, keadilan dan kepastian hukum, serta ketertiban dan kedisiplinan aparatur negara dan warga negara. Kesemuanya itu mensyaratkan proses pendalaman dan perluasan demokrasi berkarakter Pancasila.

Kemandirian ekonomi dan kedaulatan politik hanya bisa tumbuh apabila bangsa ini memiliki kepribadian dalam kebudayaan. Berisi kematangan mental untuk percaya diri dalam mengekspresikan daya cipta, rasa, dan karsa bangsa ini sebagai keistimewaan khusus dari semesta dalam semangat saling mengisi dan menyempurnakan keadaban dunia. Usaha menumbuhkan kepribadian dalam kebudayaan ini bisa dilakukan dengan cara memperkuat wawasan Nusantara dan penggemblengan mental-karakter bangsa; mengembangkan kearifan lokal dengan visi global; melakukan transformasi dari pembangunan berbasis ”modal natur” (sumber daya alam) menuju pembangunan berbasis ”modal kultural” (ilmu dan teknologi), dengan menggalakkan budaya baca dan meneliti serta kreativitas inovasi masyarakat.

Tidak ada perubahan besar dalam sejarah tanpa perubahan mental. Demi mewujudkan cita-cita nasional yang terbengkalai, setiap orang harus ambil bagian dalam gelombang revolusi mental. Pemerintahan baru, siapa pun yang terpilih, harus memenuhi panggilan sejarah ini.

3 June 2014

Menaklukkan Hati Wanita


Ambisi memiliki penampilan sempurna dan ideal adalah impian dari sebagian besar kaum hawa. Tidak heran bahwa banyak wanita yang tersipu-sipu ketika dipuji soal penampilan fisik mereka.
 
Selain dapat mendongkrak rasa percaya diri, para wanita menganggap mendengar komentar positif merupakan awal yang baik memulai hari. Setidaknya demikianlah yang diungkapkan oleh sejumlah responden wanita Inggris pada suatu survei yang dihelat oleh Transform Cosmetic Surgery.

Sebanyak 43,3 persen partisipan wanita mengaku bahwa pujian yang mengatakan mereka terlihat lebih muda dapat meningkatkan semangat dan rasa percaya diri. Selanjutnya, pujian mengenai keindahan rambut, diakui para responden, dapat membangkitkan aura positif.

Kemudian, pujian seputar tubuh langsing dan kurus juga ampuh membuat wanita bahagia. Terutama jika Anda menyamakan mereka dengan seorang selebriti tersohor, hal ini kontan membuat hati mereka berbunga-bunga.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengampanyekan betapa pentingnya sebuah pujian bagi seorang wanita. Namun, pastikan pujian yang disampaikan jujur dan tulus. Jadi, misalkan wanita yang tengah Anda dekati berkulit gelap, maka jangan mengatakan bahwa warna kulitnya seputih dan selembut kapas. Alih-alih memenangkan hatinya, dipastikan ia akan meninggalkan Anda.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa memuji itu penting. Selain dapat membuat pasangan bahagia, juga dapat menjadi langkah awal dalam menanamkan sifat optimistis dan pikiran positif di lingkungan sekitar,” kata seorang juru bicara untuk Transform Cosmetic Surgery, yang telah meluncurkan National Feel Good Campaign on Friday.

[Source : Daily Mail]

Tanda Pasangan Anda Selingkuh lewat Facebook

Ilustrasi
Media sosial yang awalnya diciptakan untuk mengembangkan jangkauan sosial seseorang, acap kali dimanfaatkan sejumlah orang sebagai platform lain untuk berselingkuh. 

Mungkin awalnya tak sengaja berinteraksi dengan seseorang yang menarik perhatian di media sosial, entah teman lama, teman baru, kolega kerja, atau bahkan mantan pacar. Kemudian, berlanjut  menjadi hubungan yang lebih istimewa.

Sebuah penelitian menguak informasi bahwa orang yang rajin dan rutin beraktivitas di media sosial, berpotensi besar memulai perselingkuhan, baik disengaja maupun tak disengaja. Mereka yang sedang selingkuh lewat media sosial, meski berusaha menyimpannya, pasti menunjukkan gelagat yang janggal. Beberapa diantaranya, seperti terurai berikut ini:  

Tergantung pada smartphoneSi dia tampak selalu fokus saat membalas pesan singkat atau email pada smartphone. Lebih dari itu, si dia selalu menolak untuk memberitahu Anda siapa pengirimnya serta apa isi dari pesan yang ia terima tersebut. Kemudian, perubahan sikapnya yang terlalu drastis tanpa penjelasan ini akhirnya menciptakan jarak antara Anda berdua. Namun, si dia sama sekali tidak berusaha untuk memperbaiki keadaan. Nah, ini jelas pertanda bahwa pikiran dan hatinya berada di tempat lain.

Terbangun tengah malam
Si dia sengaja bangun tengah malam demi memeriksa notifikasi terbaru pada laman akun Facebook-nya. Untuk meredam kecurigaan Anda, si dia menggunakan  laptop agar tampak seperti sedang bekerja, padahal demi kenyamanan visualisasi saat berkomunikasi di dunia maya. Nah, jika sudah sampai tahap ini, Anda bukan hanya patut curiga, tapi sudah mulai melakukan investigasi.


Terjaga oleh passwordSi dia menjaga ponsel, tablet, dan laptop-nya dengan password yang diketahui oleh dirinya saja. Lalu, dia kerap kali tampak canggung ketika Anda menengok ke arah ponselnya. Tanpa perlu pemberitahuan lebih lanjut, ini berarti si dia sedang menutupi sesuatu dari Anda.

Satu nama asing
Di fitur facebook wall si dia, terdapat satu nama yang sering “hilir mudik”, entah sekadar berbagi guyonan atau bertukar sapa dengan pasangan Anda. Hal seperti ini jangan Anda sepelekan. Sebab, ketika ada orang lain yang tidak Anda kenal menunjukkan kedekatan dan berbagi pengalaman lucu yang tak Anda mengerti, di tambah fakta bahwa pasangan Anda tidak pernah menyebut namanya, ini bukti valid bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.


Cepat tersinggung
Si dia cepat tersinggung ketika Anda mengeluhkan tentang banyaknya waktu yang ia habiskan dengan smartphone-nya. Alih-alih merasa menyesal, si dia justru balik menuding Anda telah bersikap buruk dan posesif.

Salah satu sikap pria yang sedang berselingkuh adalah ketika Anda menanyakan sesuatu yang menyangkut hal tersebut, dirinya akan bersikap defensif dan mencari pembenaran terhadap apa yang ia lakukan.


[Source : female.com]

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month