Kopi, minuman
yang satu ini sudah menjadi bagian orang Indonesia. Bahkan pagi hari
akan terasa kurang tanpa kehadiran secangkir kopi. Menjamurnya kedai
kopi juga menjadi pertanda semakin larisnya minuman berkafein ini di
kalangan masyarakat, tanpa peduli kelas dan gender.
Akibatnya,
banyak beredar mitos mengenai kopi dan tentu saja kafein, zat aditif
dalam kopi yang dipercaya ampuh mengusir kantuk hingga berkhasiat
membantu menurunkan berat badan. Tapi, tidak semua mitos yang beredar
benar adanya.
Dilansir dari Huffington Post, berikut merupakan fakta sebenarnya dibalik mitos kafein.
Kafein menyebabkan dehidrasi
Kafein memang
mengandung efek diuretik ringan. Namun anda juga tipikal orang yang
mengkonsumsi kafein dalam bentuk teh atau kopi. Air dalam minuman
tersebut lebih dari cukup untuk meningkatkan efek dehidrasi dari kafein
itu sendiri. Sebuah penelitian tahun 2014 menyarankan para penikmat kopi
bisa membangun kebiasaan untuk melawan kemungkinan efek dari dehidrasi,
lapor NPR.
Decaf tidak berarti bebas kafein
Sebuah
penelitian dari Universitas Florida tahun 2006 menemukan bahwa decaf
(decaffeinated = menghilangkan sebagian besar kafein) tidak berarti
bebas kafein. Peneltian tersebut menemukan, lima cangkir kopi decaf
memiliki tingkat kafein setara dua cangkir kopi biasa.
Kafein mengusir kantuk
Sebuah studi
tahun 2009 mendeteksi efek dari kafein dengan menguji zat tersebut pada
pada seekor tikus. Hasilnya, tikus dengan kafein lebih siaga dibanding
tikus lainnya, walaupun masih sulit menavigasi sebuah labirin dibanding
tikus tanpa kafein.
Kafein hanya memberi efek buruk
Resiko tentu
ada, terutama dengan dosis tinggi dari kafein, namun memberikan
keistimewaan di sisi lain, sebagai contoh konsumsi kafein secara teratur
mengurangi resiko dan gejala penyakit Parkinson. Kafein juga bisa membantu meningkatkan kinerja otak dan mencegah Alzheimer.
Kafein membantu menurunkan berat badan
Kafein dianggap bisa menurunkan berat badan karena bersifat meningkatkan metabolisme, seperti diungkap oleh International Journal
of Obesity. "Bagimanapun efek ini tidak berarti mengurangi berat badan
secara signifikan,” kata Katherine Zeratsky, R.D., L.D penulis dari Mayo
Clinic. Secangkir kecil kopi bukanlah jawaban untuk kasus obesitas,
terutama apabila dikonsumsi dengan krim dan gula.