Teman, bagi kaum perempuan, adalah
segalanya. Kepada mereka lah perempuan berbagi keinginan, kekhawatiran,
dan harapan mereka. Begitu dekatnya hubungan mereka, dan begitu
tergantungnya mereka pada sosok teman, seringkali perempuan membutuhkan
persetujuan mereka untuk setiap keputusan yang mereka buat. Termasuk,
urusan cinta.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai target market-nya,
situs kencan DatewithAMate.com mengadakan sebuah studi mengenai
pentingnya persetujuan teman ketika seorang perempuan memperkenalkan
kekasih barunya pada lingkaran pergaulannya. Survei yang diikuti oleh
1.193 perempuan di Inggris ini menunjukkan bahwa 1 dari 5 perempuan (21
persen) responden mengaku nervous ketika memperkenalkan kekasih
barunya untuk pertama kali. Para perempuan umumnya khawatir sang
kekasih tidak disukai oleh teman-temannya.
Untuk itu, 42 persen
perempuan membutuhkan persetujuan dari teman untuk memilih calon
pasangan, dan 12 persen mengaku akan mengakhiri hubungan jika
teman-temannya tidak setuju. Kadang kala, tidak adanya persetujuan dari
teman mengenai calon kekasih ini menyebabkan pertemanan itu sendiri yang
menjadi bubar (14 persen). Sementara itu, hanya 8 persen perempuan yang
mengatakan akan mengakhiri hubungan jika sang kekasih tidak disetujui
ibunya.
Menurut sebagian besar perempuan (89 persen), mendapatkan "approval"
dari teman-teman mengenai hubungan yang baru itu sangat penting. Yang
aneh, hanya 59 persen dari mereka yang menganggap bahwa disukai
teman-teman dari sang kekasih itu penting. Artinya, mereka sendiri tidak
begitu peduli jika teman-teman si dia tidak menyukai mereka.
Hasil survei ini rupanya sangat mengejutkan pihak penyelenggaranya sendiri.
"Sebagai
situs kencan, kami yakin bahwa persetujuan seorang teman tentang
pasangan yang baru itu penting. Namun saya terkejut bahwa perempuan pada
akhirnya bisa memutuskan untuk mengakhiri hubungan hanya berdasarkan
ketidaksetujuan teman-teman mereka," papar Luke Pomaro, pendiri
DatewithAMate.com.
Pomaro menambahkan, meskipun menghargai
pentingnya persetujuan teman-teman, ia tidak percaya bahwa hal itu
begitu pentingnya sehingga perempuan rela memutuskan hubungannya. "Dasar
dari hubungan yang sehat tentu tergantung dari orang orang yang
terlibat secara langsung di dalamnya, dan selama mereka bahagia bersama,
itulah yang penting," katanya.
[Source : Female First]
No comments:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA