Seseorang yang memiliki sikap “Kaya Mental” setiap kali
menghadapi situasi sulit dan tampak tak mungkin, tidak akan menyerah.
Sebaliknya, mereka yang memiliki sikap “Miskin Mental”, saat menghadapi
situasi yang mudah pun, akan melihatnya teramat sulit.
Sebenarnya orang yang memiliki sikap kaya mental pun berhadapan dengan
situasi untuk menyerah, tetapi mereka menolak menyerah. Sikap miskin
mental seperti apa yang paling umum mereka hindari? Seorang kolumnis
Majalah Forbes, Cheryl Snapp Conner, mengumpulkan 13 sikap miskin mental yang dihindari orang sukses.
1. Buang waktu menyesali diri sendiri. Orang kaya
mental tak akan menyesali kondisi kurang beruntung yang dimilikinya.
Mereka juga tidak menyalahkan pihak lain. Mereka selalu beranggapan dan
belajar bahwa tanggung jawab tindakan dan hasilnya berada pada dirinya
sendiri. Jika hasil tindakannya ternyata buruk, mereka tak menyesalinya
tapi langsung membuat tindakan positif berikutnya agar ia tetap bisa
melangkah.
2 . Merendahkan orang lain. Orang kaya metal
menghindari tindakan dan perkataan yang merendahkan orang lain. Mereka
sadar bahwa kekuatannya terletak pada kemampuannya mengelola respons.
Mereka memahami bahwa emosi dan tindakannya selalu bisa dikendalikan.
3 . Malu berubah. Yang mereka takutkan bukan perubahan
tetapi justru stagnan. Karena itu orang kaya mental selalu menyambut
baik perubahan dan menganggapnya sebagai tantangan.
4. Buang energi pada sesuatu yang tak dapat dikendalikan.
Orang kaya mental tak mengeluhkan kemacetan, kehilangan bagasi, atau
tentang orang lain karena mereka menyadari bahwa respons terhadap semua faktor itu pada dasarnya bisa dikendalikan. Jika hal itu terjadi padanya mereka selalu bisa mengendalikan diri.
5. Khawatir saat menyenangkan orang lain. Apakah
menyenangkan orang lain cermin kelemahan atau kekuatan? Banyak orang
yang khawatir ketika akan membuat orang lain senang karena itu akan
merusak imejnya. Tetapi orang kaya mental tak pernah mengkhawatirkannya,
sejauh ia berlaku adil dan wajar.
6. Takut menghitung risiko. Orang kaya mental senang
menghitung risiko karena dengan demikian mereka bisa menghitung risiko
buruknya dan menimbang keuntungannya secara bersamaan.
7. Berdiam di masa lalu. Orang kaya mental menghindari
untuk terus terpuruk pada masa lalu atau membanggakan kejayaan masa
lalu. Mereka selalu menginvestasikan energi terbesarnya dengan
mengoptimalkan masa kini dan masa depan.
8. Membuat kesalahan yang sama berulang-ulang.
Seseorang yang kaya mental selalu bertanggung jawab pada hasil kerjanya
di masa lalu dan menjadikan kesalahan masa lalu sebagai bahan
pembelajaran sehingga kesalahan yang sama tak terulang.
9. Membenci keberhasilan orang lain. Dibutuhkan
kekuatan karakter untuk merasakan sukacita yang tulus dan semangat untuk
keberhasilan orang lain. Orang kaya mental memiliki kemampuan ini. Mereka tidak cemburu atau marah ketika orang lain berhasil.
10. Menyerah setelah gagal. Setiap kegagalan adalah
kesempatan untuk memperbaiki. Orang kaya mental bersedia gagal lagi dan
lagi, jika perlu, selama pengalaman belajar dari setiap "kegagalan"
dapat membawa mereka lebih dekat ke tujuan akhir mereka.
11. Takut sendirian. Orang kaya mental tak takut
sendirian. Saat sendiri justru mereka butuhkan atau lakukan untuk
merencanakan sesuatu yang lebih produktif.
12. Merasa dunia berutang banyak kepadanya. Orang
bermental miskin merasa dunia memperlakukannya tidak adil dengan selalu
beranggapan ia seharusnya meraih pendapatan, gaji, atau hasil lebih baik
dari saat ini. Sedangkan orang kaya mental selalu beranggapan bahwa
mereka harus selalu siap bekerja dan seberapa tingginya pendapatan
(suksesnya) bergantung pada seberapa besar, seberapa keras kerja mereka.
13. Mengharapkan hasil segera. Orang kaya mental
selalu menganggap hasil terbaik tak mungkin datang tiba-tiba atau dengan
cepat. Apa yang mereka lakukan saat ini adalah investasi untuk masa
depan. Mereka tahu setiap sukses ada harga yang harus dibayar berupa
perjuangan, kerja keras, dan juga waktu.
Itulah perbandingan sikap miskin mental dan kaya mental. Mari kikis sikap miskin mental untuk menjemput sukses!
[Source : andriewongso.com]
No comments:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA