Hari Valentine akan segera tiba. Tidak sedikit orang baik pria maupun
wanita yang skeptis dan memilih menolak dengan tegas perayaan tersebut.
Psikolog
Ratih Ibrahim menjelaskan ada beberapa sebab kenapa orang jadi skeptis
pada perayaan cinta ini. Pertama bisa saja karena ada pengalaman hidup
orang tersebut yang mematahkan semangatnya untuk berbagi kasih sayang.
"Jomblo
mungkin karena lama nggak dapat-dapat pacar," ujar Ratih mencontohkan
saat berbincang dengan wolipop di kantornya Personal Growth, Perkatoran
Aries Niaga, Jl. Taman Aries Blok A1, Kembangan, Jakarta Barat, Senin
(11/2/2013).
Pengalaman cinta tidak menyenangkan hingga
menyebabkan trauma juga bisa membuat seseorang membangun sikap
antisipasi pada kemungkinan memiliki pasangan. "Sikap skeptis ini untuk
melindungi luka hatinya dia. Bagaimana dia melindungi dirinya dari
target karena mungkin nanti teman-temannya bermesra-mesraan sementara
dia nggak," jelas Ratih.
Hal ketiga yang menyebabkan seseorang
menolak perayaan Valentine adalah karena orang tersebut ingin terlihat
berbeda. "Karena tren orang berpasang-pasangan saat Valentine, dia mau
lain. This is my signature," tutur psikolog yang juga direktur Personal
Growth itu.
Sementara itu menurut psikolog Anna Surti Ariani,
untuk mereka yang menolak merayakan Valentine, tetap perlu menunjukkan
cintanya pada orang terkasih. Untuk berbagi kasih sayang ini memang
tidak harus di Hari Valentine.
"Kalau memang mencintai ya
tunjukkan saja, yang penting sebenarnya maknanya bukan perayaannya,"
ujar psikolog yang akrab disapa Nina itu.
[Source : wolipop.com]
No comments:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA