Kepuasan hidup biasanya meningkat seiring dengan meningkatnya
penghasilan, sementara perasaan positif tidak selalu mengikuti. Demikian
menurut laporan penelitian Gallup, Amerika Serikat, yang melakukan
survei di seluruh dunia dengan lebih dari 136.000 responden di 132
negara. Salah satu pertanyaan tentang kebahagiaan dan pendapatan.
Temuan ini terbit di Journal of Personality and Social Psychology edisi Juli ini.
"Publik
selalu bertanya: Apakah uang membuat Anda bahagia?" kata Ed Diener,
profesor emeritus psikologi di Universitas Illinois, Amerika Serikat,
yang juga ilmuwan senior di Gallup Organization. "Penelitian ini
menunjukkan bahwa semuanya tergantung pada bagaimana Anda mendefinisikan
kebahagiaan, karena jika Anda melihat kepuasan hidup, bagaimana Anda
menilai hidup Anda secara keseluruhan, Anda melihat korelasi yang cukup
kuat di seluruh dunia antara pendapatan dan kebahagiaan," katanya. Di
sisi lain, menurut Diener, hal ini cukup mengejutkan adalah betapa kecil
korelasinya dengan perasaan positif.
Survei Gallup meliputi
berbagai subyek dalam sampel yang mewakili 132 negara dari 2005 sampai
2006. Jajak pendapat via telepon dilakukan di daerah yang lebih makmur,
sementara wawancara dari pintu ke pintu dilakukan di wilayah pedesaan
atau kurang-berkembang.
Negara-negara yang disurvei mewakili
sekitar 96 persen dari populasi dunia, menurut laporan peneliti, dan
mencerminkan keanekaragaman budaya, realitas ekonomi, dan politik di
seluruh dunia.
"Ini sampel pertama yang mewakili keseluruhan
planet bumi," tulis para peneliti, "yang digunakan untuk mencari alasan
mengapa 'kebahagiaan' dikaitkan dengan pendapatan yang lebih tinggi."
Para
peneliti bisa melihat daftar panjang atribut dari responden, termasuk
pendapatan dan standar hidup mereka, kebutuhan pokok untuk makanan dan
tempat berteduh, jenis kemudahan yang mereka miliki, dan kepuasan
psikologis.
Survei termasuk evaluasi kehidupan global, yang
meminta responden untuk menilai kehidupan mereka pada skala yang
berkisar dari nol (kehidupan terburuk) sampai 10 (kehidupan yang
terbaik). Peserta juga menjawab pertanyaan tentang emosi positif atau
negatif yang dialami sebelumnya. Begitu juga dengan pertanyaan apakah
mereka merasa dihormati, apakah mereka memiliki keluarga dan teman-teman
mereka bisa diandalkan dalam keadaan darurat, dan bagaimana mereka
merasa bebas untuk memilih kegiatan sehari-hari, belajar hal baru atau
melakukan "apa yang bukan terbaik".
Seperti studi sebelumnya,
analisis baru menemukan bahwa kepuasan hidup meningkat dengan
meningkatnya pendapatan pribadi dan nasional. Tapi perasaan positif,
yang juga agak meningkat ketika pendapatan naik, jauh lebih kuat terkait
dengan faktor-faktor lain, seperti merasa dihormati, memiliki otonomi
dan dukungan sosial, dan bekerja pada pekerjaan yang memuaskan.
No comments:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA