Share Info

30 August 2014

MMM Goyah, Para Pendiri Bikin Sistem Baru

Seakan tak pernah kehabisan akal, setelah skema perputaran uang ala Mavrodi Mondial Moneybox (MMM) atau dikenal dengan arisan Manusia Membantu Manusia goyah, para pendirinya membangun sistem baru. Namanya Local Wisdom (Locwis) Nusantara

Pendiri Locwis Nusantara adalah Robertus Julyanto, leader MMM Indonesia. Nama lain yang termasuk dalam struktur manajemen Locwis adalah Cak Met, yang dikenal sebagai motivator MMM. Pencarian peserta Locwis cukup gencar di internet. Salah satu partisipan Locwis Nusantara adalah Veri, yang juga nasabah dari MMM. 

Veri mendaftar via situs web www.locwis.com dua pekan lalu. Situs web ini sudah ada sejak satu bulan terakhir.

Ia belum menanamkan uang sepeser pun karena sistem ini baru beroperasi pada September atau Oktober 2014. "Locwis ini kloningan MMM. Saat ini, MMM tidak sehat karena PH (provide help) dan GH (get help) sudah sangat timpang. Sepertinya skema Locwis sama dengan MMM,” terang Veri kepada Kontan.

Menurut dia, partisipan di Locwis mencapai 22.058 akun. Veri menyadari bahwa Locwis tergolong money game yang mirip-mirip arisan berantai. Sistem ini  lambat laun akan kolaps. Maka, dia mengambil posisi di awal untuk meraup keuntungan. Sebab, siapa yang masuk di awal dan keluar lebih dulu, bisa mendapatkan acuan.

Sebelumnya Veri bergabung di MMM karena diajak temannya. Selama tujuh bulan, ia mengaku sudah balik modal, bahkan untung. Ia memiliki 10 akun dengan total modal 

Rp 200 juta. Setiap akun mampu memberi profit Rp 2,8 juta-Rp 2,9 juta per dua pekan.

Selain Locwis, satu lagi tawaran arisan berantai beredar, bernama Sama-Sama Sejahtera System (S3 System). Sistem ini juga menjanjikan pengembalian modal plus bunga tinggi. "Anggotanya sudah banyak," kata Herry Gunawan, salah satu anggota.

Sejatinya, arisan berantai ini bukan barang baru. Sebut saja Danasonic made in PT Sapta Mitra Ekakarya yang muncul tahun 1995.

Pengajar investasi dan Ketua Departemen Keuangan Prasetya Mulia Business School, Lukas Setia Atmaja, menuturkan, masyarakat perlu mewaspadai tawaran investasi berimbal hasil tak masuk akal. Apalagi, imbal hasil itu tak dapat dijelaskan sumbernya. 

Pastikan juga segala bentuk tawaran investasi diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Agak sulit memberantas model arisan seperti ini. Salah satu cara adalah sosialisasi pemerintah agar investor tidak termakan iming-iming keuntungan semu.

[Source : kompas.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month