Share Info

22 April 2014

Menguak Mitos Seputar Kafein

Kopi, minuman yang satu ini sudah menjadi bagian orang Indonesia. Bahkan pagi hari akan terasa kurang tanpa kehadiran secangkir kopi. Menjamurnya kedai kopi juga menjadi pertanda semakin larisnya minuman berkafein ini di kalangan masyarakat, tanpa peduli kelas dan gender. 

Akibatnya, banyak beredar mitos mengenai kopi dan tentu saja kafein, zat aditif dalam kopi yang dipercaya ampuh mengusir kantuk hingga berkhasiat membantu menurunkan berat badan. Tapi, tidak semua mitos yang beredar benar adanya. 

Dilansir dari Huffington Post, berikut merupakan fakta sebenarnya dibalik mitos kafein.

Kafein menyebabkan dehidrasi
Kafein memang mengandung efek diuretik ringan. Namun anda juga tipikal orang yang mengkonsumsi kafein dalam bentuk teh atau kopi. Air dalam minuman tersebut lebih dari cukup untuk meningkatkan efek dehidrasi dari kafein itu sendiri. Sebuah penelitian tahun 2014 menyarankan para penikmat kopi bisa membangun kebiasaan untuk melawan kemungkinan efek dari dehidrasi, lapor NPR.

Decaf tidak berarti bebas kafein
Sebuah penelitian dari Universitas Florida tahun 2006 menemukan bahwa decaf (decaffeinated = menghilangkan sebagian besar kafein) tidak berarti bebas kafein. Peneltian tersebut menemukan, lima cangkir kopi decaf memiliki tingkat kafein setara dua cangkir kopi biasa.

Kafein mengusir kantuk
Sebuah studi tahun 2009 mendeteksi efek dari kafein dengan menguji zat tersebut pada  pada seekor tikus. Hasilnya, tikus dengan kafein lebih siaga dibanding tikus lainnya, walaupun masih sulit menavigasi sebuah labirin dibanding tikus tanpa kafein. 

Kafein hanya memberi efek buruk
Resiko tentu ada, terutama dengan dosis tinggi dari kafein, namun memberikan keistimewaan di sisi lain, sebagai contoh konsumsi kafein secara teratur mengurangi resiko dan gejala penyakit Parkinson. Kafein juga bisa membantu meningkatkan kinerja otak dan mencegah Alzheimer.

Kafein membantu menurunkan berat badan
Kafein dianggap bisa menurunkan berat badan karena bersifat meningkatkan metabolisme, seperti diungkap oleh International Journal of Obesity. "Bagimanapun efek ini tidak berarti mengurangi berat badan secara signifikan,” kata Katherine Zeratsky, R.D., L.D penulis dari Mayo Clinic. Secangkir kecil kopi bukanlah jawaban untuk kasus obesitas, terutama apabila dikonsumsi dengan krim dan gula.


0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month