Share Info

17 October 2012

Membayangkan Jupe

Dalam sebuah reuni kecil di antara sahabat, salah seorang temen menyeletuk, “Kalau jadi Jupe, gimana ya rasanya?” 

Jupe

“Apanya yang gimana?” sahut teman yang lain.
“Yaah… payudara dia ‘kan besar sekali. Rasanya seperti apa ya kalau dipegang-pegang sama pasangan kita?”
“Wow… wow… apalagi kalau diuyel-uyel….”
“Lebih asyik lagi kalau diremes-remes….”
“Bayangkan dahsyatnya kalau habis itu terus dinenen sama suami…”
“Hmmm…. Pasti lebih asyik kalau yang nenen laki-laki selingkuhan! Hahaha….”
“Hush! Stop! stop! Sudah dong…. Ini emak-emak kok malah membayangkan payudara Jupe, gimana sih?”  “Sekali-sekali boleh dong membayangkan punya tetangga. Habis payudara kita cuma segede tutup gelas sih.”
“Sudah expired lagi!”


Keindahan tubuh Jupe, panggilan ngepop model dan penyanyi Julia Perez, memang tidak hanya dinikmati oleh para lelaki. Perempuan pun menyukainya, bahkan sebagian mungkin iri padanya.

Bukan hanya karena tulangnya kecil, perutnya datar, pinggangnya ramping, dan ototnya lentur sehingga mau ditekuk dan dibolak-balik dalam posisi hubungan seksual seperti apa pun menjadi mudah. Lebih-lebih karena payudara super besar, yang nangkring dengan sombongnya di atas dada perempuan mungil itu.

Betul-betul berkebalikan dengan namanya. Dalam bahasa Jawa, “peres” (pakai s, bukan z) itu berarti penuh tapi rata. Kalau “mencep” itu artinya penuh tapi agak lebih. Kalau “munjung” itu berarti penuh dan sangat berlebih. Nah, orang-orang yang suka makan dengan porsi “munjung”, mereka disebut “dhokoh”.

Soal ukuran payudara ini tampaknya tak beda dengan porsi makan. Ada orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang sukanya “peres” dengan s, ada yang lebih merasa sreg kalau “mencep”, tapi ada yang punya selera “dhokoh”.

Masalahnya, tidak semua punya ukuran payudara segede dan seindah Jupe. Kebanyakan laki-laki, meskipun suka ukuran milik Jupe, tapi kalau bininya punya yang seukuran itu juga ogah. Alasannya, karena bakal kebanyakan dilirik sopir, satpam, tukang ojeg sampai babe sendiri.

Banyak perempuan pun begitu. Senang sih, dan pengen juga punya buah dada semenonjol milik Jupe. Tapi hanya sedikit perempuan yang berani mempermak ukurannya menjadi seperti buah dada Jupe. “Malu dilihat orang melulu ‘kali yeee…” begitu sahut teman yang buah dadanya cuma seukuran tutup gelas itu.

Dengan kata lain, mengagumi bahkan memimpikan keindahan payudara Jupe tidak serta merta diikuti keinginan memilikinya. Bagaimanapun, memiliki buah dada besar memerlukan kesiapan mental, dan tidak semua perempuan siap menghadapinya.

“Tapi urusan kita sebetulnya ‘kan cuma pengen tahu, gimana ya rasanya kalau punya buah dada segede punya Jupe?”

Soal rasa bagi perempuan, pastilah sama saja, seberapa pun ukuran payudaranya. Teorinya mengatakan, bahwa sensitivitas seseorang atas rangsangan berbeda-beda. Ada yang kalau dicium bibirnya langsung “on”, sementara yang lain payudaranya sudah diapa-apakan pun reaksinya cuma begitu-begitu saja.

Tapi, pada umumnya, daerah yang tergolong sensitif adalah paha bagian dalam, tengkuk, perut, bibir, dan lain-lain, termasuk payudara. Dan daerah yang paling peka biasanya adalah vagina.

Jadi, sebetulnya enak mana:  punya payudara besar, sedang apa kecil? Semuanya bisa sama enaknya, tergantung bagaimana memainkannya. Plus, siap dimainkan apa tidak? 

[Source : sehatnews.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month