Share Info

19 September 2012

Bisakah Kebahagiaan dibeli dengan Uang

Kepuasan hidup biasanya meningkat seiring dengan meningkatnya penghasilan, sementara perasaan positif tidak selalu mengikuti. Demikian menurut laporan penelitian Gallup, Amerika Serikat, yang melakukan survei di seluruh dunia dengan lebih dari 136.000 responden di 132 negara. Salah satu pertanyaan tentang kebahagiaan dan pendapatan.

Temuan ini terbit di Journal of Personality and Social Psychology edisi Juli ini.

"Publik selalu bertanya: Apakah uang membuat Anda bahagia?" kata Ed Diener, profesor emeritus psikologi di Universitas Illinois, Amerika Serikat, yang juga ilmuwan senior di Gallup Organization. "Penelitian ini menunjukkan bahwa semuanya tergantung pada bagaimana Anda mendefinisikan kebahagiaan, karena jika Anda melihat kepuasan hidup, bagaimana Anda menilai hidup Anda secara keseluruhan, Anda melihat korelasi yang cukup kuat di seluruh dunia antara pendapatan dan kebahagiaan," katanya. Di sisi lain, menurut Diener, hal ini cukup mengejutkan adalah betapa kecil korelasinya dengan perasaan positif.

Survei Gallup meliputi berbagai subyek dalam sampel yang mewakili 132 negara dari 2005 sampai 2006. Jajak pendapat via telepon dilakukan di daerah yang lebih makmur, sementara wawancara dari pintu ke pintu dilakukan di wilayah pedesaan atau kurang-berkembang.

Negara-negara yang disurvei mewakili sekitar 96 persen dari populasi dunia, menurut laporan peneliti, dan mencerminkan keanekaragaman budaya, realitas ekonomi, dan politik di seluruh dunia.

"Ini sampel pertama yang mewakili keseluruhan planet bumi," tulis para peneliti, "yang digunakan untuk mencari alasan mengapa 'kebahagiaan' dikaitkan dengan pendapatan yang lebih tinggi."

Para peneliti bisa melihat daftar panjang atribut dari responden, termasuk pendapatan dan standar hidup mereka, kebutuhan pokok untuk makanan dan tempat berteduh, jenis kemudahan yang mereka miliki, dan kepuasan psikologis.

Survei termasuk evaluasi kehidupan global, yang meminta responden untuk menilai kehidupan mereka pada skala yang berkisar dari nol (kehidupan terburuk) sampai 10 (kehidupan yang terbaik). Peserta juga menjawab pertanyaan tentang emosi positif atau negatif yang dialami sebelumnya. Begitu juga dengan pertanyaan apakah mereka merasa dihormati, apakah mereka memiliki keluarga dan teman-teman mereka bisa diandalkan dalam keadaan darurat, dan bagaimana mereka merasa bebas untuk memilih kegiatan sehari-hari, belajar hal baru atau melakukan "apa yang bukan terbaik".

Seperti studi sebelumnya, analisis baru menemukan bahwa kepuasan hidup meningkat dengan meningkatnya pendapatan pribadi dan nasional. Tapi perasaan positif, yang juga agak meningkat ketika pendapatan naik, jauh lebih kuat terkait dengan faktor-faktor lain, seperti merasa dihormati, memiliki otonomi dan dukungan sosial, dan bekerja pada pekerjaan yang memuaskan.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month