Share Info

4 July 2012

Sayang.... Jangan Mandi Dulu, ya..?

“Sayang, nggak usah mandi dulu, ya,“ ujar Widya Puspita (27), sambil memeluk erat suaminya yang baru pulang kerja. Setiap kali mencium bau tubuh suaminya yang bercampur antara parfum dan keringat, jantung Widya berdebar lebih kencang. Ketertarikan seksual bisa terjadi karena sejuta alasan. Salah satunya adalah zat kimia bernama feromon yang terdapat pada bau tubuh.
 
Bagian dari Chemistry
Cerita Widya mirip cerita Napoléon Bonaparte yang hidup di abad ke-18. Si pemimpin perang asal Prancis ini pernah menulis surat pendek kepada istrinya, Josephine. “Jangan mandi, saya segera pulang,” begitu isi suratnya. Tidak ada yang tahu apa maksud isi surat tersebut, sampai 200 tahun kemudian. Ternyata, bau tubuh Josephine   yang membuat Napoleon tak sabar ingin segera pulang dari medan perang.

Menurut konsultan seksual dan androlog, dr. Anita Gunawan MS, Sp. And, ketertarikan seksual bisa datang lewat pancaindra, baik itu mata, hidung, telinga, ataupun kulit. Jadi, tidak aneh kalau kita bisa tertarik pada seorang pria tak dikenal yang lewat, hanya karena wanginya memikat.

Organ penciuman manusia tak hanya bisa mengendus bau tubuh orang lain. Hidung kita juga dapat mendeteksi zat pemikat misterius yang disebut feromon. Pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Jerman pada serangga, feromon adalah zat kimia yang fungsinya menjadi daya pikat seksual terhadap lawan jenis. “Setiap bau yang ditangkap batang hidung akan disambungkan ke otak, yang kemudian akan diproses menjadi reaksi tertentu pada penciumannya. Dalam hal ini, reaksinya adalah gairah seksual,” kata dr. Anita.

Pada manusia, feromon dihasilkan oleh kelenjar apokrin (salah satu kelenjar keringat) yang terkonsentrasi di ketiak. Oleh hidung  kita, feromon tercium sebagai 'bau’ yang khas untuk tiap individual. Meski keluarnya bercampur, zat kimia ini memisahkan diri dari bau keringat dan langsung menguap ke udara akibat panas tubuh. Selain di ketiak, kelenjar apokrin sendiri dalam tubuh manusia terdapat di area kelamin, mulut, kaki, dan seluruh tubuh.

Bau feromon setiap orang akan berbeda satu dengan yang lain. “Bau ini hanya meninggalkan sedikit jejak di udara dan tidak terang-terangan tercium. Tapi, biarpun samar-samar, feromon bisa jadi powerful. Zat kimia ini bisa menentukan siapa yang bakal dijatuhi rasa simpati dan siapa yang tidak. Itulah yang biasa disebut romantic chemistry,” ungkapnya.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month