Share Info

23 July 2012

5 Penyesalan Terbesar dalam Hidup

Bronnie Ware adalah penyanyi dan penulis lagu asal Australia yang beberapa tahun belakangan ini banting setir menjadi perawat bagi orang-orang tua yang mendekati ajalnya. Selama merawat, dia berinteraksi dengan para pasiennya dan menemukan lima penyesalan terbesar orang-orang di akhir hidup mereka.

Namanya sebuah penyesalan pasti muncul belakangan. Hampir semua kita tentu tidak mau merasakan sesal di kemudian hari, apalagi jika kita tidak punya banyak waktu lagi untuk memperbaiki atau mengulanginya. Kelima penyesalan terbesar yang berhasil disimpulkan Bronnie Ware dari hasil interaksi dengan pasien-pasiennya, bersifat umum dan mungkin di antara kita ada yang sudah merasakan salah satu penyesalan itu.

Karena itu sebelum rasa penyesalan ini bertambah besar dan benar-benar terlambat untuk diperbaiki atau diubah, mari kita tilik apa sajakah lima penyesalan terbesar orang-orang ketika sedang sekarat. Diharapkan pengetahuan ini bisa sedikit-banyak membantu kita dalam menjalani hidup ini dengan lebih baik lagi agar di kemudian hari kita tak memiliki penyesalan dalam hidup.

bonnie

1. Andai dulu saya berani menjalani hidup sesuai dengan keinginan sendiri, bukan hidup yang diharapkan orang lain untuk saya jalani.


Penyesalan ini memang terdengar paling umum. Ketika orang menyadari hidup mereka tidak lama lagi dan menengok ke belakang ke masa lalu mereka, sangat mudah untuk melihat ada begitu banyak impian yang belum terpenuhi. Kebanyakan orang bahkan tidak bisa mencapai separuh dari mimpi mereka, dan itu disebabkan karena pilihan atau ketidakberanian mengambil pilihan yang ada.

2. Andai dulu saya tidak bekerja terlalu keras.

Penyesalan yang satu ini terlontar dari hampir semua pasien laki-laki yang dirawat Bronnie Ware. Mereka kehilangan masa muda anak-anak mereka dan persahabatan dengan sang istri. Pasien wanita juga memiliki rasa sesal yang sama. Tapi memang jumlahnya tidak sebanyak kaum pria karena pasien Bronnie berasal dari generasi yang lebih tua dan kebanyakan pasien wanitanya kala itu bukanlah pencari nafkah utama keluarga. Pasien laki-laki yang dirawatnya sangat menyesali banyak waktu hidupnya dihabiskan di tempat kerja.

Dengan cara menyederhanakan gaya hidup kita dan membuat pilihan-pilihan yang lebih dipertimbangkan dengan masak, kita tentu tidak butuh pendapatan sebesar yang kita pikir kita perlukan. Dan dengan menciptakan lebih banyak waktu dalam hidup, kita tentu akan menjadi lebih bahagia dan lebih terbuka terhadap peluang-peluang baru, yang lebih sesuai dengan gaya hidup kita yang baru.

3. Andai dulu saya berani mengungkapkan perasaan saya.

Banyak orang menahan/menyembunyikan perasaan mereka agar tidak menimbulkan pertengkaran dengan orang lain. Akibatnya, mereka tidak pernah menjadi diri mereka sesuai dengan kapasitas mereka yang sesungguhnya. Banyak juga yang malah menderita sakit-penyakit karena menahan perasaan itu dan berkembang menjadi kebencian.

Kita tidak bisa mengendalikan reaksi orang lain. Namun meski orang-orang memberikan reaksi tertentu ketika kita berbicara secara jujur, pada akhirnya hal ini akan meningkatkan hubungan ke level baru yang lebih sehat lagi. Ini juga bisa menghilangkan hubungan yang tidak sehat dalam hidup kita.

buku

4. Andai dulu saya tetap menjaga tali silaturahmi dengan teman-teman.
Sering kali orang-orang tidak benar-benar menyadari arti penting membina hubungan dengan teman-teman lama sampai di akhir-akhir hari terakhir mereka. Dan mereka tidak selalu bisa melacak keberadaan teman-teman lamanya. Banyak di antara mereka begitu sibuk dengan kehidupannnya sehingga melupakan pertemanannya seiring berjalannya waktu. Banyak juga yang menyesal karena tidak memberikan waktu dan kasih yang cukup kepada teman-teman. Setiap orang akan merindukan teman-teman mereka ketika sedang sekarat. Terbukti bahwa cinta kasih dan hubungan yang menjadi hal teramat penting di akhir-akhir hidup mereka.

5. Andai dulu saya membuat hidup saya lebih bahagia
.

Perasaan ini juga sering kali diungkapkan dengan penuh sesal. Banyak orang tidak menyadari hingga di akhir hidup mereka bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Tapi mereka tetap saja terjebak dalam pola dan kebiasaan lama mereka. Inilah yang dinamakan "kenyamanan" akan kebiasaan-kebiasaan hidup kita. Sikap takut akan perubahan juga membuat mereka berpura-pura puas dan bahagia pada orang lain dan diri sendiri. Ketika kita mau meninggal, apa yang dipikirkan orang lain tidak lagi menjadi beban pikiran kita. Betapa menyenangkan jika kita mampu mengabaikan anggapan orang dan tersenyum kembali, jauh sebelum kita menderita.

Sadarilah bahwa hidup itu adalah sebuah pilihan. Ini adalah HIDUP KITA. Pilihlah dengan bijak dan jujur. Pilihlah untuk menjadi bahagia.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month