Share Info

22 March 2012

Kuat di Hadapan Orang Lain

Hatinya terperi. Sakit sekali. Ia merasa telah bekerja keras. Terbukti dari hasil kerjanya. Dari sekian sales person di perusahaannya, ia memperoleh penjualan dengan omset tertinggi. Tapi, ia malah dimarahi atasannya. Habis-habisan. Di depan umum pula. Hatinya sakit sekali. Tak kuasa ia menahan linangan air matanya. Meleleh. Menganak sungai.

Padahal kesalahannya kecil saja. Hanya laporan yang terlambat. Itu pun karena ia terlalu lelah mengejar konsumen. Bukan karena ada kegiatan pribadi. Sakit hatinya makin membesar ketika ia melihat sang atasan justru tenang-tenang saja pada kesalahan yang dilakukan rekan-rekannya. Ditegur iya. Tapi dimarahi? Nggak ada sama sekali. Eu….h. Sakit sekali.

Pernah mengalami kejadian seperti itu? Bila anda tak berprestasi, dimarahi sudah pantas. Tapi ini berprestasi. Koq masih dimarahi. Apa sebab?

Kekuatan. Yah… kekuatan anda dihadapan orang lain. Ini sebabnya. Apa maksudnya?

Saudara, ketika anda dimarahi atasan, maka anda berada di posisi yang lemah. Kekuatan anda jauh dibawah atasan anda. Bila kekuatan anda sama dengan atasan anda, anda tidak akan dimarahi. Anda ditegur iya. Ditanya iya. Tapi dimarahi? Tidak!

Lho, bukankah atasan itu memang kekuatannya di atas bawahannya? Belum tentu. Tergantung kekuatan atasan dan bawahannya. Ada bawahan yang kekuatannya memang di bawah atasan. Tapi ada yang kekuatannya sama, atau bahkan melebihi atasannya. Atasan dan bawahan adalah faktor formal struktural. Soal kekuatan adalah soal wibawa personal.

Maka prestasi yang tinggi tak menjamin. Soal marah-memarahi adalah soal kekuatan. Nah, apa saja faktor yang membangun kekuatan itu? Faktor yang membuat anda berwibawa di hadapan orang lain, bahkan di depan atasan anda sendiri?

Saya mencatat ada dua faktor. Pertama, faktor fundamental. Kedua, faktor teknik komunikasi.

Faktor fundamental berkaitan dengan kemandirian keyakinan, pikiran dan perasaan. Ini fondasinya. Keyakinan yang kuat membuat anda tak bergeming. Anda kukuh memegang keyakinan itu. Meski lingkungan bisa beda secara diametral dengan keyakinan anda itu. Pikiran anda bisa tetap terbuka atas banyak hal, termasuk hal-hal negatif. Perasaan anda bisa tetap tenang, meski banyak hal yang beda dengan keinginan dan harapan anda.

Faktor teknik komunikasi adalah ujung tombak kekuatan anda itu. Dalam hal ini, anda:

1. Bisa berpendapat beda dengan orang lain.

Nah, hal ini yang paling menunjukkan kekuatan anda. Anda bisa melihat sisi lain dari suatu kondisi. Dengannya anda bisa beda pendapat. Bila pendapat anda sama terus dengan orang lain, maka keberadaan anda menjadi tak berarti penting.

Karena itu, jangan terus diam, setuju, dan mengiyakan pendapat orang lain. Orang lain akan senang diiyakan. Itu sih jelas. Karena itu berarti anda sedang menyerahkan kekuatan anda padanya. Ia makin kuat, anda makin lemah. Makin sering ini (mengiyakan pendapat orang lain) dilakukan, makin lemah anda di depan orang lain. Makin sering anda beda pendapat, makin kuat anda.

Tapi jangan kebablasan. Jangan selalu beda pendapat. Bila anda selalu beda pendapat dengan orang lain, anda memang jadi kuat. Tapi, anda akan dianggap sebagai musuh, bukan rekan kerja. Musuh yang kuat. Dan orang lain akan berusaha menghancurkan anda. Toh anda musuh mereka. Iya,kan? Ini pun kondisi yang buruk. Konflik berkepanjangan berasal dari sini. Mulanya dari perbedaan pendapat yang objektif. Lama-lama akan mengarah pada orangnya. Subjektif.

2. Bisa merespon pendapat orang lain dengan baik.

Merespon bukan berarti menyetujui. Anda bertanya: “Bisa diulangi?”, “Maksudnya?”, “Koq begitu?”, dan sebagainya. Anda berkomentar singkat seperti : “Oh, gitu ya”, “OK, saya paham”, “Ya..ya..ya”, dan sebagainya.

Nah, ketika anda merespon dengan baik, orang lain merasa diperhatikan. Merasa dihargai. Merasa dianggap penting. Karena merasa diperhatikan, dihargai dan dianggap penting, orang lain pun akan melakukan hal sama pada anda. Dan itu adalah pertukaran kekuatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

3. Bisa menguatkan pendapat orang lain.

Ada saatnya anda berbeda pendapat. Ada saatnya anda menyetujui bahkan menguatkan pendapat orang lain. Keseimbangan ini penting. Orang yang pendapatnya anda setujui dan kuatkan akan membagi kekuatannya pada anda. Persetujuan anda akan sangat berarti karena anda bukan orang yang gampang setuju atas pendapat orang lain. Ingat, kalau anda gampang setuju atau bahkan selalu setuju atas pendapat orang lain, anda justru akan jadi orang lemah di hadapan orang lain. Tahu kapan tidak setuju dan berbeda pendapat. Tahu juga kapan saat yang tepat untuk setuju dan menguatkan pendapat orang lain.

Ciri Anda Kuat Dihadapan Orang Lain

Ada dua ciri utama kalau anda sudah kuat dihadapan orang lain. Apa itu?

Pertama, anda ditanya. Dimintai pendapat. Ditanya atasan, rekan atau bawahan. Ini menunjukkan orang lain menganggap anda sebagai orang penting. Dan ini sekali lagi tak berkaitan dengan apakah anda atasan atau bawahan.

Kedua, ketika anda berpendapat, orang lain benar-benar menyimak. Entah pendapat anda itu berbeda atau sama dengan pendapat orang lain.

by : Supardi Lee

[Source : pengembangandiri]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month