Share Info

13 December 2011

Menikmati Kopi Kehidupan


Kebahagiaan tidak bisa diukur dengan situasi lahiriah. Banyak orang yang kelihatan kaya, hidup bergelimangan harta dan tak pernah kekurangan, namun pada kenyataanya mereka tidak bahagia. Mereka selalu dihinggapi rasa iri dan sakit hati ketika tetangga atau kolega mereka bisa membeli sebuah mobil yang lebih mewah. Akhirnya, mereka pun disibukkan untuk bekerja dengan tujuan untuk menumpuk harta sehingga mereka pun tidak bisa menikmati kehidupan yang telah mereka raih.


Sebaliknya, banyak orang yang kelihatan biasa-biasa saja. Tidak ada kesan mewah atau kaya raya. Namun, mereka tampak bahagia. Mereka tahu bagaimana menikmati hidup yang telah dianugerahkan. Ketika tetangga atau kolega mendapatkan sesuatu yang lebih dari mereka, tak ada rasa iri atau pun dengki. Mereka ikut larut dalam kebahagiaan. Yah…situasi lahir tidak selalu mengambarkan apa yang ada dalam batin seseorang. Berikut ini adalah kisah bagaimana seharusnya kita menikmati hidup.

Alkisah, sejumlah mahasiswa perguruan tinggi terkemuka, telah lulus dan mencapai kedudukan atau keberhasilan karir yang baik. Mereka bersilaturrahim ke rumah dosen pembimbing mereka dahulu, seorang profesor yang bersahaja. Mereka sangat terlena dengan perbincangan yang akrab dengan beragam topik.
Sampailah mereka kedalam perbincangan topik “stress”. Sindrom tekanan hidup yang mereka alami, dikeluhkan berulang-ulang. Beberapa diantaranya, saling menguatkan keluhan itu, sehingga menambah rasa kekecewaan dan pesimistis. Melihat perbincangan yang tidak sehat itu, san profesor tersenyum simpul dan meminta izin sebentar untuk ke dapur.

Sang profesor bergabung kembali dalam ruangan dengan membawa nampan berisi beberapa jenis cangkir dan gelas serta sebuah teko berisi kopi hangat. Aneh memang, karena sang profesor membawa cangkir dan gelas yang beragam. Ada yang dibut dari porselen, plastik, kaca, dan Kristal. Ada yang kelihatan biasa ada pula yang kelihatan sangan mewah. Tak lama, profesor mempersilahkan mereka menuangkan sendiri kopi mereka.

Setelah semua anak didiknya mengambil kopi masing-masing, profesor itu berkata, “Mohon diperhatikan dengan teliti. Bukankah, semua cangkir dan gelas yang cantik dan mahal telah diambil, dan menyisakan cangkir dan gelas yang biasa  dan kelihatan murah. Ini adalah keadaan yang sangat biasa, yaitu kita menginginkan yang terbaik dalam hidup. Tetapi, tidakkah anda semua menyadari, bahwa terletak pada cara pandang inilah, semua masalah dan stress yang menakutkan itu berpangkal.”

“Apa yang sebenarnya anda perlukan adalah kopi, bukan wadahnya, tetapi anda semua lebih memperhatikan dan lebih tertarik untuk memilih wadah tercantik dan termahal. Dan yang lebih mengherankan lagi adalah, anda sibuk memperhatikan wadah yang terlah diambil orang lain.”
“Kehidupan adalah kopi. Jabatan, uang, dan kedudukan di masyarakat adalah wadah tersebut. Wadah itu hanyalah alat untuk menampung, dimana sesuatu yang akan ditampungnya adalah kehidupan itu sendiri. Kehidupan tidak berubah hanya karena alat tampungnya yang berubah. Kadangkala kita terlalu fokus pada wadah yang kita pegang hingga kita gagal untuk menikmati kopinya. Dan yang lebih menyedihkan, anda semua sibuk memperhatikan dan beriri hati atas wadah yang dipegang orang lain,” kata sang profesor.

Yah…mungkin kita juga pernah terjebak pada kondisi yang sama seperti apa yang digambarkan oleh sang profesor tersebut. Kita sudah mendapatkan semua yang kita inginkan, kerja mapan, istri cantik, anak-anak yang berbakti, namun, kita selalu merasa bahwa kita masih kekurangan. Kita selalu iri dan sakit hati dengan kehidupan yang dimiliki oleh tetangga, kolega, ataupun saudara kita yang lain. Kita sibuk mencari-cari wadah, sehingga kita lupa bahwa kopi yang sama akan memiliki rasa yang sama pula meski kita tempatkan pada wadah yang berbeda.

Walhasil, nikmatilah kopi kehidupan yang ada, yang telah dihidangkan oleh Tuhan kepada kita. Kebahagiaan itu sederhana, sehingga harus kita putuskan secara sederhana pula.

[Source : blogdetik]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month