Share Info

12 July 2011

Berbagi Tugas Merawat Anak dapat Meningkatkan Konflik Orang Tua

Orang tua yang berbagi tanggung jawab atas anak prasekolahnya mengalami lebih banyak konflik daripada ibu yang bertugas sebagai pendidik utama, menurut sebuah studi terbaru.

“Anda jelas memperoleh hubungan pengasuhan bersama yang solid tanpa harus berbagi tanggung jawab pengasuhan sama besarnya.” Schoppe-Sullivan melakukan studi bersama Rongfang Jia, seorang mahasiswa pasca sarjana dari Ohio State. Studi mereka tampil pada jurnal Developmental Psychology bulan Januari 2011. Studi ini dirancang untuk menguji bagaimana keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak mempengaruhi hubungan pengasuhan bersama pasangan – bagaimana orang tua berinteraksi sambil mengasuh anak mereka.

Studi diawali dengan 112 pasangan dari AS bagian tengah, sebagian besar menikah, dan semua memiliki anak berusia 4 tahun. Pada awal studi, ayah dan ibu mengisi kuesioner yang bertanya seberapa sering mereka terlibat dalam aktivitas bermain dengan anak mereka (seperti menggendong di punggung) dan seberapa sering mereka terlibat dalam aktivitas perawatan (seperti memandikan anak). Para peneliti lalu mengamati pasangan ini selama 20 menit saat mereka membantu anak mereka menyelesaikan dua tugas: menggambar keluarga bersama dan membangun rumah dari lego. Setahun kemudian, para pasangan kembali ke lab dan berpartisipasi dalam aktivitas yang sama dengan anak mereka.

Hasilnya menunjukkan kalau secara umum, ketika ayah menunjukkan kalau mereka berperan lebih sedikit dengan anak saat awal studi, pasangan menunjukkan pengasuhan bersama yang lebih suportif setahun kemudian. Namun ketika ayah lebih banyak terlibat, pasangan menunjukkan tingkat pengasuhan bersama yang lebih rendah setahun kemudian.

Hasil studi ini sesuai dengan penelitian lain oleh Schoppe-Sullivan yang menemukan kalau ibu dapat bertindak sebagai “penjaga gerbang,” baik merawat maupun mengatur seberapa besar keterlibatan ayah pada anaknya. Walaupun keterlibatan ayah pada pengasuhan anak telah meningkat dalam beberapa dekade belakangan, ibu masih melakukan lebih banyak pengasuhan, bahkan saat mereka bekerja penuh waktu. Banyak ibu masih merasa mereka bertanggung jawab mengasuh anak.”Ada ambivalensi dari ibu dalam mengizinkan ayah berpartisipasi dalam pengasuhan anak sehari-hari,” kata beliau. “Namun ayah dapat ambivalen pula, dan dapat tidak senang harus menanggung lebih banyak pengasuhan anak. Ini menyebabkan pengasuhan bersama yang tidak suportif.”

Bahkan bila kedua orang tua ingin ayah memberi lebih banyak waktunya, cukup sulit membagi tanggung jawab tanpa adanya perselisihan. “Bila ibu semata bertanggung jawab atas pengasuhan anak, ia dapat menentukan bagaimana itu dilakukan. Namun bila ia harus membaginya dengan sang suami, ada kesempatan konflik lebih besar mengenai bagaimana tugas harus dilakukan,” kata beliau. Secara keseluruhan, Schoppe-Sullivan mengatakan hasilnya menunjukkan kalau tiap pasangan harus memutuskan sendiri cara mana yang terbaik saat mengasuh anak mereka.

“Ada lebih dari satu jalan pada hubungan pengasuhan bersama yang efektif,” kata beliau. “Pengasuhan bersama yang efektif tidak mesti sinonim dengan berbagi tugas pengasuhan sama besar.” Studi ini didukung oleh Lembaga Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia Nasional.

[Source : fakta ilmiah]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month