Share Info

6 May 2011

Marah

Kemarahan seseorang bisa menjadi akibat buruk baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain yang ada disekitarnya. Orang yang lagi marah biasanya hatinya tidak terkontrol, tentunya apa yang diucapkan ataupun yang dilakukan tentunya akan jauh dari kebenaran, meskipun dia marah karena membela sesuatu yang benar. Allah lebih menyukai orang yang sabar daripada orang yang mengumbar amarah.

jangan_marah

Ada statement yang menyatakan bahwa orang yang tanpa emosi adalah orang yang kurang bisa care dengan lingkungan, maka marah itu perlu katanya sebagai pelepas emosi yang memuncak. Ups, sebentar dulu, hendaknya dibedakan antara marah dan emosi. Marah itu lebih mencerminkan ledakan jiwa seseorang yang terlontar begitu saja, sifatnya sesaat biasanya, terkadang disertai tindakan anggota tubuh berupa gerakan tangan misalnya tamparan, meninju atau menggablok; juga dengan kaki misalnya tendanga; tentunya semua gerakan anggota tubuh itu adalah gerakan tak terarah dan cenderung membabi buta. Sedangkan emosi lebih cenderung mengedepankan pikiran negatif dari suatu peristiwa yang dia hadapi. Pada kondisi emosi seseorang memuncak, hatinya tertutup oleh kenyataan akan makna dibalik peristiwa yang menimpa dirinya. Emosi lebih mengarah kedewasaan seseorang ketika dia mampu mengendalikannya.

Kemarahan seseorang tentunya harus diredakan dengan pengendalian diri, dengan bersikap logowo menerima perbedaan dari setiap orang yang memang selalu ada tentunya diharapkan mampu mengendalikan amarah dalam dirinya. Trus jangan suka menimbun amarah, lebih baik diikhlaskan aja, masalahnya kita hidup bukan untuk marah-marah. Masih banyak hal positif lain yang bisa kita lakukan ketimbang marah-marah.

Emosi menunjukkan tingkat kedewasaan seseorang, seseorang dengan tingkat pengendalian emosi yang tinggi menunjukkan seberapa kedewasaan seseorang itu terukur. Emosi juga mencerminkan siapa sebenarnya diri kita, dengan melihat kita dengan melihat orang lain yang berakibat munculnya emosi tentunya menjadikan diri kita siapa kita, seberapa kualitas diri kita.

Munculnya reaksi-reaksi sesaat, saling kecam dan bahkan cacian yang muncul bukan mencerminkan siapa-siapa, namun hal itu mencerminkan siapa sebenarnya yang melakukan itu. Diri kita hendaknya menjadi diri yang mengetahui likngkungan kita dengan bersikap yang bijak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Kita tidak perlu menjadi provokator atau pengadudomba atau calo yang hanya bisa koar-koar omong kosong, tapi diri kita bukan siapa-siapa.

Mari kita perbaiki diri kita sendiri. Mari kita bantu kaum yang benar-benar tertindas dan teraniaya. Jangan takut dan ragu dengan rintangan yang akan menghadang. Kenyataan dan fakta tentang Israel vs Palestina harus dibeberkan.

[Source : dimensi5.wordpress]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month