Share Info

6 January 2011

Berat Badan dan Nasib

Mohammad Ali berencana berangkat ke Singapura dengan pesawat pukul 2 siang nanti. Ia sudah 'check in' pada pukul 12 siang tadi. Dua jam cukup lama untuk menunggu pesawat yang akan membawanya ke tempat tujuan. Ia mengisi waktu keliling bandara agar tidak terasa membosankan.

Tanpa sengaja pandangan matanya tertuju pada sebuah timbangan badan. Bukan karena bentuknya yang indah atau bahkan antik. Ia penasaran, karena pada satu sisi benda tersebut bertuliskan Berat Badan dan Nasib Anda.

Kemudian ia menghampiri benda itu. Setelah memperhatikan timbangan itu baik-baik, ia membatin, "Ah mana mungkin ada kaitan antara berat badan dan nasib? Benda ini juga nampaknya sama sekali tidak istimewa." Tetapi ia penasaran ingin mencoba. Lalu dikeluarkannya sekeping uang koin senilai Rp. 500,- dan memasukkannya. Tiba-tiba, "Tong," bunyi timbangan itu lalu menyembulkan selembar kertas putih.

Mohammad Ali benar-benar terperanjat tatkala membaca rangkaian huruf di atas kertas itu. Disana dituliskan;

Nama Anda Mohamad Ali.

Berat badan Anda 60 kg.

Anda sedang menunggu pesawat ke Singapura pada jam 2 sore.

"Mana mungkin timbangan badan bisa tahu siapa saya?" bisiknya dalam hati. Iapun ingin mencoba sekali lagi. Ia ingin lebih memastikan apakah timbangan badan itu benar-benar dapat mendeteksi siapa dirinya hanya berdasarkan berat badan.

Setelah memasukkan koin Rp. 500,- lagi, lalu "Tong !" Tersembul lagi selembar kertas, bertuliskan;

Nama Anda Mohamad Ali.

Berat badan Anda 60 kg.

Anda sedang menunggu pesawat ke Singapura pada jam 2 sore.

Meskipun ia sudah dua kali berturut-turut menguji timbangan badan itu dan hasilnya sama, tetapi Mohammad Ali tidak langsung setuju bahwa benda itu benar-benar dapat mendeteksi siapa dirinya dan kemana arah tujuannya. Dalam hati ia berkata, "Pasti ada orang yang ingin mencoba mempermainkan saya! Biar saya sekarang mempermainkan dia!"

Langsung saja ia menyusun rencana. Ia pergi ke toko pakaian, membeli sepotong pakaian wanita, sepasang sepatu, dan sebuah rambut palsu. Ia mengenakan semua itu dan berlagak seolah-olah ia wanita tulen. Ia sangat yakin bahwa kali ini timbangan badan itu tidak akan dapat mengenali dirinya lagi.

Muhammad Ali segera memasukkan sekeping uang koin senilai Rp. 500, dan menunggu mesin itu menyembulkan selembar kertas. Saat mesin berbunyi, "Tong!" Ali buru-buru membacanya. Kali ini isi tulisan di kertas itu berbeda, yaitu;

Nama Anda TETAP Mohamad Ali.

Berat Anda TETAP 60 kg.

Tapi pesawat Anda ke Singapura jam 2 sore sudah berangkat!

Pesan :

Muhammad Ali adalah personifikasi yang melupakan tujuannya datang ke bandara itu hanya untuk menguji keakuratan hasil mesin penimbang berat badan. Ia kehilangan banyak waktu untuk hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan tujuannya semula yaitu pergi ke Singapura. Sehingga ia benar-benar ketinggalan pesawat yang akan membawanya ke negri singa putih itu.

Apa yang menimpa Mohammad Ali sebenarnya hanyalah cermin bagi kita untuk tidak melupakan tujuan utama. Kita seringkali menghabiskan banyak waktu dengan hal-hal yang menyenangkan tetapi sama sekali tidak bermanfaat untuk mencapai tujuan kita. Jangan membiarkan kesenangan-kesenangan kecil menghabiskan banyak waktu kita. Karena waktu yang terbuang tidak akan pernah kembali lagi. "Lost time is never found again. - Kehilangan waktu tidak akan bisa kita temukan lagi," kata Benjamin Franklin.

Oleh sebab itu, hargailah waktu dengan memilih aktifitas-aktifitas yang akan mendekatkan diri terhadap tujuan yang kita maksud. Utamakan menyelesaikan hal-hal yang penting, karena hanya dengan cara itu kita akan berhasil mencapai tujuan yang kita maksud. Winston Churhill mengatakan, "It is no use saying 'we are doing our best'. You have got to succeed in doing what is necessary. - Tidak ada gunanya berkata 'kita melakukan yang terbaik'. Anda pasti sukses dengan melakukan hal-hal yang penting saja."

Jika perlu, setiap hari jadwalkan sedikitnya 6 prio-ritas pekerjaan penting yang harus kita selesaikan. Urutkan berdasarkan tingkat penting tidaknya. Setelah itu tetapkan batas waktu dan bersikap konsisten untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut tepat waktu. Kemampuan menempatkan prioritas dengan tepat dan menyelesaikannya dengan cepat merupakan salah satu sinergi yang mempercepat upaya kita mencapai tujuan utama. Pesan John Wooden, "Never mistake activity for achievement. - Untuk dapat berprestasi, jangan pernah keliru memilih aktifitas."

by : DR. Adrew Ho

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month